Makin Banyak Bayi Laki-laki Terkena Cacat Kelamin

Salah satu cacat yang bisa dialami oleh bayi laki-laki adalah kelainan pada penisnya, seperti hipospadia (saluran urine tidak di tempatnya). Kini peneliti berhasil mengidentifikasi sebuah gen yang mungkin memainkan peran dalam cacat tersebut.

Penelitian terbaru yang dilaporkan dalam jurnal Nature Genetics menemukan gen yang bermutasi meningkatkan risiko dua kali lipat seorang bayi mengalami hipospadia. Hal inilah yang mungkin menyebabkan kondisi ini bisa menurun di dalam suatu keluarga.

Hipospadia merupakan salah satu kondisi dialami 1 dari 375 anak laki-laki, kondisi ini biasanya dimulai saat bayi mengalami masalah dalam perkembangan organ seksualnya di dalam rahim.

Hipospadia adalah kondisi pada anak laki-laki yang lubang urethra (tabung tempat urin mengalir dari kandung kemih dan keluar dari tubuh) tidak berada di ujung penis, melainkan berada di bawah penis atau bahkan lebih jauh ke belakang hingga di dalam skrotum.

Para peneliti dari King's College London dan Radboud University Njimegen Medical Centre di Netherland bergabung untuk melakukan studi besar mengenai kondisi ini. Peneliti membandingkan kode genetik dari ratusan anak yang memiliki dan tidak memiliki hipospadia. Hal ini untuk menemukan mutasi genetik apa yang lebih sering muncul pada bayi laki-laki dengan hipospadia.

Peneliti menemukan anak laki-laki yang memiliki versi mutasi gen DGKK memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar lahir dengan kondisi hipospadia.

"Gen ini ditemukan dalam kromosom X, yang pada anak laki-laki hanya diwariskan oleh sang ibu. Namun kami masih belum tahu persis bagaimana mutasi gen ini bisa menyebabkan kondisi tersebut, karenanya diperlukan penelitian lebih lanjut," ujar Dr Jo Knight dari King's College London, seperti dikutip dari BBCNews, Selasa (30/11/2010).

Sementara itu Profesor Ieuan Hughes, spesialis pediatri di Cambridge University mengungkapkan kemungkinan ada sejumlah gen yang bertindak bersama-sama dan bertanggung jawab terhadap kondisi ini.

"Orang-orang telah berjuang selama bertahun-tahun untuk mencari tahu gen apa yang menyebabkan hipospadia, jadi ini merupakan studi yang penting," ungkapnya.

Solusi yang normal untuk kondisi ini adalah melakukan operasi di saat bayi berusia muda, namun terkadang hal ini menemukan konsekuensi jangka panjang dalam hal psikologis, seksual atau medis.(detikHealth)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar