Penderitaan Para Pasien HIV/AIDS

Menjadi penderita HIV/AIDS sangatlah berat. Selain harus tabah melawan penyakitnya juga harus kuat menghadapi stigma buruk dari masyarakat. Tubuhnya yang rentan tidak boleh terkena infeksi karena bisa membunuhnya.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) menyebabkan rusak atau melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia, karena virus ini membutuhkan sel-sel kekebalan tubuh untuk dapat berkembang biak.

Secara alamiah sel kekebalan tubuh akan dimanfaatkan, bisa diibaratkan seperti mesin fotocopy. Namun virus ini akan merusak mesin fotocopynya setelah mendapatkan hasil copy virus baru dalam jumlah yang cukup banyak. Sehingga lama-kelamaan sel kekebalan akan habis dan jumlah virus menjadi sangat banyak.

Dengan tidak adanya sistem kekebalan tubuh, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) menjadi rentan terkena berbagai infeksi. Infeksi yang mudah disembuhkan bagi orang normal bisa menjadi pembunuh bagi ODHA.

Apa saja infeksi yang sering menyerang ODHA?

Kemungkinan infeksi yang dialami ODHA di Indonesia adalah Candidiasis, tuberkulosis (TB), infeksi jamur, toksoplasmosis, cryptococcosis, infeksi Cytomegalovirus (CMV) dan virus hepatitis.

Infeksi pada ODHA yang disebut oportunistik ini biasanya berhubungan dengan jumlah CD4 di dalam tubuhnya. Nilai CD4 menunjukkan nilai imunitas atau daya tahan tubuh yang diindikasikan oleh sel T dalam darah.

Umumnya kategori AIDS jika nilai CD4 di bawah 200 dan dengan angka di bawah itu akan mulai terkena infeksi oportunistik. Jika jumlah CD4 kecil, maka infeksi yang mungkin timbul cenderung lebih berat.

Dilansir AIDS.org, Rabu (1/12/2010), berikut beberapa infeksi yang sering menyertai ODHA:

1. Candidiasis
Candidiasis adalah infeksi jamur yang biasanya menyerang mulut, tenggorokan, atau vagina. Infeksi jamur ini paling umum pada pasien AIDS, terutama pada bagian mulut atau berupa sariawan. Pada penderita AIDS, candidiasis akhirnya meninggalkan goresan yang menyakitkan pada dasar lidah, kadang membuat bengkak. Beberapa pasien juga menderita disfagia atau sakit saat menelan.

2. Cytomegalovirus (CMV)
Cytomegalovirus adalah infeksi virus yang menyebabkan penyakit mata. Pada pasien AIDS, infeksi virus ini dapat menyebabkan kebutaan permanen.

3. Virus Herpes simpleks
Infeksi ini dapat menyebabkan herpes oral (di mulut) dan herpes genital. Infeksi ini cukup umum dialami orang normal, tapi bagi ODHA, infeksi virus herpes bisa menjadi lebih sering dan lebih parah, serta sulit diobati.

4. Diare
Pada ODHA sering dijumpai mengalami diare kronik akibat adanya infeksi kuman pathogen. Diare pada orang normal biasanya bisa diobati dalam beberapa hari, tapi bagi ODHA diare bisa bersifat persisten atau terus-menerus, sehingga bisa menyebabkan penurunan berat badan yang drastis bahkan kematian.

5. Malaria
Malaria merupakan penyakit yang umum terjadi di negara berkembang. Siapa saja bisa terkena malaria, tapi penyakit ini akan menjadi sangat parah bila terjadi pada ODHA.

6. Mycobacterium avium complex (MAC atau MAI)
MAC adalah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan demam berulang, perasaan sakit umum, masalah dengan pencernaan dan penurunan berat badan yang serius. Pada ODHA infeksi ini bisa sangat serius dan bisa menyebabkan kematian.

7. Pneumocystis pneumonia (PCP)
PCP adalah infeksi jamur yang dapat menyebabkan pneumonia yang fatal. Infeksi ini merupakan infeksi yang cukup umum pada ODHA yang belum mendapatkan pengobatan.

8. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis merupakan infeksi protozoa di otak. ODHA yang mengalami kondisi ini akan memiliki gejala pandangan kabur, nyeri serta terlihat bayangan hitam yang terbang-terbang di mata.

9. Tuberkulosis (TB)
TB adalah infeksi bakteri yang menyerang paru-paru dan dapat menyebabkan meningitis. Bila pada pasien normal TB bisa diobati dengan mengonsumsi obat rutin selama 6 bulan, tapi pada pasien AIDS, TB bisa menjadi pembunuh.

Prinsip penatalaksanaan untuk HIV/AIDS adalah dengan mengonsumsi obat antiviral (ARV), pengobatan infeksi oportunistik dan pengobatan dasar. Sedangkan pengobatan suportif yang bisa dilakukan adalah memperbaiki keadaan umum ODHA, memperhatikan gizi, dukungan psikososial serta obat simtomatik sehingga ODHA bisa melakukan aktivitasnya.

(mer/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar