Perempuan Bertubuh 'Apel' Rentan Kena Tulang Keropos

Pengeroposan tulang atau osteoporosis tidak hanya dialami perempuan bertubuh kurus, tetapi juga oleh yang bertubuh gemuk. Gemuk di bagian atas yang bentuknya mirip buah apel lebih rentan osteoporosis dibandingkan gemuk di bagian pinggul yang berbentuk seperti buah pir.

Fakta ini terungkap dalam sebuah penelitian di Massachusetts General Hospital, yang dilakukan oleh Dr Miriam Bredella dari Harvard Medical School. Penelitian ini melibatkan 50 perempuan yang memasuki masa pre-menopause dan memiliki indeks masa tubuh rata-rata 30.

Selain mengamati distribusi mineral dan lemak tubuh, Dr Miriam juga membandingkannya dengan tubuh para partisipan. Distribusi lemak yang terpusat di bagian atas tubuh memberi bentuk seperti buah apel, sementara distribusi lemak di bagian bawah terutama pinggul memberi bentuk seperti buah pir.

Hasil pengamatan menunjukkan perempuan yang bentuk tubuhnya seperti apel memiliki kepadatan mineral yang rendah, terutama kalsium di bagian tulang. Kondisi ini merupakan faktor risiko yang menentukan seseorang lebih rentan mengalami pengeroposan tulang atau osteoporosis.

Meski sama-sama gemuk, perempuan yang memiliki bentuk tubuh seperti pir cenderung tidak punya masalah dengan kepadatan mineral. Artinya risiko osteoporosis lebih rendah pada perempuan yang memiliki pinggul dan pantat lebih besar dibandingkan bagian atas tubuhnya.

Perbedaan yang sesungguhnya bukan sekedar pada bentuk tubuh, melainkan pada distribusi lemak tubuh. Lemak di pinggul dan pantat pada perempuan bertubuh pir tertimbun di lapisan bawah kulit atau subkutan sementara pada perempuan bertubuh apel lebih banyak memiliki timbunan lemak visceral atau perlemakan jaringan otot di rongga perut.

"Hasil ini menunjukkan bahwa lemak perut lebih berbahaya bagi kesehatan tulang dibandingkan lemak dangkal di bagian pinggul dan pantat," ungkap Dr Miriam seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (30/11/2010).

Laporan hasil penelitian tersebut telah dipresentasikan dalam pertemuan tahunan Radiological Society of North America di Chicago baru-baru ini.(detikHealth)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar