SATU dari tiga orang dewasa menderita hipertensi. Berikut beberapa komplikasi yang bisa muncul setelah melakuan pengobatan hipertensi dan cara mengatasinya.
Kelelahan dan pusing
Kelelahan, merupakan masalah paling umum saat orang mulai menggunakan obat-obat hipertensi. Hal ini umum terjadi pada orang tua. Jika tekanan darah sudah meningkat untuk beberapa waktu, pada saat obat digunakan dan tekanan darah kembali menurun perlahan, maka untuk sementara waktu terjadi pengurangan aliran darah di beberapa pembuluh darah (termasuk pembuluh darah di otak). Pembuluh darah yang mengerut memerlukan waktu untuk kembali rileks.Penurun aliran darah ini bisa menyebabkan kelelahan dan pusing.
Pasien yang merasa kelelahan saat menggunakan obat-obatan, lanjut Jones, bisa mengontrol gejala tersebut dengan mengonsumsi obat setiap selang beberapa hari."Jika menghentikan penggunaan, tekanan darah akan naik dan pasien merasa lebih baik. Tapi jika meneruskan siklus ini, mereka tidak akan pernah berhenti merasakan kelelahan, yang umumnya akan menghilang setelah dua hingga enam minggu terapi."
Batuk
ACE inhibitors, terang Thomas Giles, MD, dari Louisiana State University School of Medicine, merupakan kelas obat-obatan yang bisa menyebabkan batuk panjang pada 10 hingga 15 persen pasien."Jangan teruskan obat tersebut," terang Giles. Jika batuk, terang dia, berkonsultasilah dengan dokter untuk mencari obat pengganti yang lebih tepat. ACE inhibitors termasuk Lotensin, Monopril, Prinivil, Zestril, Accupril, Altace, Vasotec, dan Capoten.
Sering buang air kecil
Menggunakan diuretik, terang Giles, akan membuat Anda sering-sering buang air seni. Cobalah mengonsumsi obat tersebut di pagi hari."Saya menganjurkan pasien agar tidak menggunakan diuretik dan minum banyak air sebelum tidur," terang dia. Selain itu, jangan menggunakan diuretik dalam rentang waktu satu jam sebelum bepergian. Ada baiknya menunggu hingga Anda tiba di tempat tujuan. Menurut Giles, salah satu diuretik yang paling umum digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi adalah hydrochlorothiazide.
Retensi cairan
Pada dasarnya, terang Sarah Ray, PharmD, BCPS, juru bicara American Pharmacists Association, setiap jenis obat hipertensi yang bukan diuretik bisa menyebabkan edema atau retensi cairan."Calcium channel blockers seperti amlodipine (dikenal juga dengan Norvasc) dan nifedipine (dikenal juga dengan Procardia) sangat dikenal bisa menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit di kaki," terang Ray. Obat-obatan ini juga bisa memperburuk kondisi gagal jantung atau gangguan jantung lainnya."Kami sudah melihat pasien menemukan adanya gangguan jantung setelah mulai menggunakan calcium channel blocker."
Disfungsi seksual
Laki-laki kemungkinan menghindari pengobatan hipertensi karena takut mengalami impotensi. Setiap jenis obat yang menurunkan tekanan darah, terang Ray, berpotensi menyebabkan impotensi."Hal ini membuat pasien takut. Laki-laki yang mengalami disfungsi seksual sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mencari pilihan lain. Beberapa pasien bisa menggunakan viagra jika hipertensi mereka tidak diikuti oleh gangguan jantung lainnya."
Disfungsi ereksi (DE), terang Jones, kemungkinan disebabkan oleh penyakit pembuluh darah, bukan karena obat-obat hipertensi yang digunakan."Salah satu penyebab munculnya DE adalah karena Anda sudah menderita hipertensi selama bertahun-tahun. DE cenderung timbul tenggelam. Pasien kemungkinan menyalahkan obat-obatan sebagai pemicunya dan berhenti menggunaan obat tersebut. Padahal, penyebab sebenarnya kemungkinan adalah penyakit pembuluh darah akibat hipertensi dan pasien justru tidak menggunakan obat-obatan secara teratur."
Aritmia jantung/detak jantung tidak normal
Diuretik yang seringkali diresepkan untuk menurunkan tekanan darah, terang Giles, bisa mengurangi kadar kalium dalam darah dan memicu aritmia jantung. Jenis obat-obatan lainnya kemungkinan terlalu memperlambat detak jantung Anda. Jika mengalami masalah ini, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan obat pengganti yang tepat.
Reaksi alergi
Alergi akibat obat hipertensi sangat jarang terjadi tapi sangat berbahaya. Alergi terhadap ACE inhibitors atau angiotensin receptor blockers, terang Jones, bisa menyebabkan pembengkakan berbahaya di wajah dan tenggorokan sehingga menghambat saluran pernafasan."Biasanya ditandai dengan pembengkakan tiba-tiba, diawali di sekitar bibir dan wajah, kadang-kadang diikuti dengan kesulitan bernafas," terang Jones. "Gangguan ini bersifat mematikan. Karena itu, pastikan segera menjalani perawatan di rumah sakit." (MI/ICH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar