Anak Anda sering menghabiskan bukunya untuk mencatat semua hal, termasuk pelajarannya? Atau, dia lebih senang membaca buku sendirian daripada berdiskusi
bersama teman-temannya? Berarti anak Anda termasuk belajar visual.
Gaya belajar visual merupakan cara belajar di mana ide, konsep, dan data atau informasi lain ditangkap dan diproses melalui gambar visual dan teknik-teknik.
Menurut D. Clark, penulis buku 'Visual, Auditory, and Kinesthetic Learning Styles' (VAK), gaya belajar visual dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu visual-linguistic learner yang menyukai belajar melalui tulis-menulis.
Satu lagi visual-spatial learner yang kadang memiliki masalah untuk belajar melalui tulisan namun lebih memilih dalam menggunakan tabel, grafik, demonstrasi video, dan materi visual lainnya.
Ciri-ciri Anak Visual
Ketika belajar, anak dengan gaya belajar visual memiliki beberapa kebiasaan, diantaranya adalah membaca informasi dengan sangat cepat, serta membutuhkan suasana yang tenang ketika belajar.
Menurut Shannon Hutton, dalam artikelnya yang berjudul 'Helping Visual Learners Succeed', anak visual umumnya selalu memusatkan fokusnya pada guru yang mengajar dengan duduk di barisan paling depan di kelasnya, serta mengamati pengajaran dari guru dengan seksama.
Anak tipe ini akan sangat mudah memahami informasi ketika diajarkan dengan menggunakan peta, gambar, skema, tabel atau bahkan siklus. Anak dengan gaya belajar visual cenderung rapi dan terorganisasi, serta teliti dalam menangkap informasi secara mendetail.
Berbeda dengan anak auditori yang lebih senang mendengar daripada mencatat, anak visual hampir selalu membuat catatan dari apa yang dipelajarinya, atau apa yang ingin diingat olehnya.
Biasanya ketika guru mencatat di papan tulis, ia pun menyalin catatan tersebut dengan rapi di bukunya. Bahkan, terkadang ia dapat meminta gurunya untuk menggambar hal-hal yang dapat memudahkannya dalam memahami topik pelajaran. Ketika diberikan tampilan video, ia akan sangat cermat mengamati informasi yang terkandung di dalamnya.
Menurut R. Philip, penulis buku 'Engaging the Tween and Teen's Brain', anak-anak dengan gaya belajar visual kurang menyukai diskusi kelompok di kelas, namun mereka membuat berbagai gambar visual dalam merespons topik-topik yang dibahas dalam diskusi.
Selain itu, menurut Haggart, penulis buku berjudul 'Discipline and Learning Styles: An educator's Guide', anak dengan gaya belajar visual lebih memilih mempelajari sesuatu dengan melihat demonstrasi atau peragaan dari suatu informasi.
Karena itu, observasi, analisa dan me-review pelajaran merupakan cara favoritnya untuk belajar. Anak tipe ini terkadang membuat sebuah coret-coretan ketika mendengarkan atau dijelaskan mengenai suatu informasi. Suka highlight tulisan menggunakan spidol, membuat bagan, dan menggambar seringkali menjadi pilihan aktivitas mereka ketika belajar.
Kekuatan si Visual Learner
Dalam penelitian berjudul 'Reading Comprehension, Learning Styles, and Seventh Grade Students' yang dilakukan oleh Judy Williams, dikatakan bahwa terdapat beberapa kelebihan dari anak-anak dengan gaya belajar visual, di antaranya:
Mampu mengingat detail dan warna dengan sangat baik
Mampu membaca, mengeja, dan menghafal pelajaran dengan baik.
Sangat baik dalam mengingat wajah seseorang, namun seringkali lupa mengingat nama.
Saat menghafal dan memahami suatu informasi, biasanya mereka memvisualisasikan gambar atau image dalam pikirannya.
Umumnya berpenampilan rapi dan baik.
Ketika memecahkan masalah cara yang dilakukan oleh anak visual adalah dengan membaca informasi, serta membuat daftar mengenai masalah atau hambatan apa saja yang ia hadapi.
Hambatan si Visual Learner
Anak visual juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
Sulit belajar dalam suasana yang bising dan banyak gangguan
Sulit memahami penjelasan guru tanpa disertai dengan gambar atau bagan
Terganggu konsentrasinya saat melihat tampilan (baik penampilan seseorang atau tampilan suatu informasi) yang menurutnya tidak menarik atau justru jelek.
Cara Memaksimalkan Kemampuan Anak Visual
Menurut Shannon Hutton, dalam artikelnya yang berjudul 'Helping Visual Learners Succeed' ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk memaksimalkan kemampuan anak visual:
1. Ajarkan anak untuk memahami informasi dari gambaran besarnya dulu secara umum, sambil memahami informasi melalui detil-detil yang lebih spesifik.
2. Untuk membantu anak menghafal, gunakan flashcard atau kartu kecil berisi kata kunci dari masing-masing informasi yang sedang dipelajari.
3. Ajak anak untuk mencari materi-materi alternatif dari berbagai sumber, contohnya dari video, PowerPoint, mindmap, gambar, atau bagan yang menarik. Hal ini akan membantu anak untuk memperoleh gambaran besar dari apa yang akan ia pelajari.
4. Setiap hari, ajarkan anak untuk disiplin dalam mengulang pelajaran yang telah ia catat selama di sekolah. Hal ini akan membantunya mengolah dan menyeleksi informasi yang penting, dan menyegarkan ingatannya mengenai materi yang diterimanya saat di kelas.
5. Sediakan beragam highlighter atau spidol berwarna terang agar anak dapat menandai bagian-bagian penting dari buku atau catatannya agar lebih mudah dilihat dan dipelajari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar