Kehamilan seharusnya sudah direncanakan dan dipersiapkan dengan baik oleh pasangan. Untuk itu ketahui hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan sebelum hamil.
Jika seseorang sudah berpikir tentang kehamilan, maka ia harus mengetahui terlebih dahulu apakah tubuhnya telah siap untuk hamil. Beberapa hal diketahui bisa mempengaruhi seperti kondisi kesehatan, imunisasi yang diterima dan kontrasepsi yang digunakan.
Untuk membantu memastikannya cobalah menjawab beberapa pertanyaan berikut yaitu:
Kontrasepsi apa yang digunakan?
Jika menggunakan pil KB maka dokter mungkin akan merekomendasikan untuk menghentikan konsumsi pil sementara waktu sebelum mencoba untuk hamil. Hal ini akan memungkinkan sistem reproduksi kembali normal dan memudahkan dokter menentukan kapan waktu ovulasi (masa subur). Kesuburan mungkin akan kembali normal setelah 2 minggu berhenti konsumsi pil KB.
Sedangkan jika menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang, maka kemungkinan diperlukan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan kesuburan kembali.
Vaksinasi apa yang sudah diterima?
Infeksi seperti cacar (varicella), campak Jerman (rubella) dan hepatitis B bisa berbahaya bagi bayi yang belum dilahirkan. Untuk itu ketahui imunisasi apa yang sudah dimiliki. Jika infeksi tersebut belum mendapat vaksinasi, sebaiknya lakukan vaksin setidaknya satu bulan sebelum mencoba untuk hamil.
Apakah memiliki kondisi medis kronis tertentu?
Jika memiliki kondisi medis yang kronis seperti diabetes, asma atau tekanan darah tinggi, maka pastikan bahwa kondisi ini sudah terkontrol dengan baik sebelum hamil. Selain itu dokter akan menyesuaikan perawatan dan obat yang diberikan sebelum dan selama hamil.
Apakah ada obat atau suplemen yang dikonsumsi?
Sebaiknya pasangan memberitahu dokter mengenai segala hal termasuk obat, herbal atau suplemen yang dikonsumsi, sehingga dokter bisa merekomendasikan perubahan dosis atau menghentikan penggunaan sebelum hamil.
Selain itu perempuan bisa mengonsumsi vitamin prenatal sebelum hamil untuk membantu mencgah cacat tabung saraf, karena seseorang baru mengetahui dirinya hamil setelah beberapa minggu kehamilan. Padahal otak dan sumsum tulang belakang mulai berkembang selama bulan pertama kehamilan.
Apakah berisiko terkena infeksi menular seksual?
Infeksi menular seksual bisa meningkatkan risiko infertilitas, kehamilan ektopik (hamil di luar rahim) dan komplikasi kehamilan lainnya. Jika memang berisiko terkena infeksi menular seksual, maka lakukan skrining (pemeriksaan) serta melakukan pengobatan.
Berapa usia yang dimiliki?
Beberapa masalah yang berhubungan dengan kehamilan seperti diabetes gestational (diabetes saat hamil), masalah kesuburan, keguguran dan kelainan kromosom akan meningkat pada ibu hamil yang sudah tua atau berusia di atas 35 tahun. Untuk itu rencanakan kehamilan dengan baik dan rajin berkonsultasi saat hamil.
Apakah pernah hamil sebelumnya?
Dokter akan menanyakan tentang kehamilan sebelumnya, karena itu pastikan untuk memberitahu segala hal terutama tentang komplikasi yang terjadi seperti tekanan darah tinggi, persalinan prematur atau cacat lahir. Jika kehamilan sebelumnya melahirkan anak yang cacat tabung saraf maka dokter akan merekomendasikan dosis asam folat yang lebih tinggi sebulan sebelum pembuahan.
Bagaimana gaya hidup yang dijalani?
Melakukan gaya hidup sehat selama hamil merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu dokter akan menanyakan tentang gaya hidup yang dijalani oleh pasangan termasuk pola makan, aktivitas fisik, kondisi mental seperti stres dan gaya hidup dari suami. Serta dokter akan menanyakan tentang riwayat medis keluarga dari kedua belah pihak yang bisa mempengaruhi kehamilan dan bayi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar