Berbahayakah Cacar Air Dimasa Hamil ?

Cacar air sinonim varisela, chicken pox yaitu infeksi yang disebabkan oleh virus varisela-zoster menyerang kulit dan mukosa. Virus ini termasuk kelompok DNA virus yang hidup laten pada ganglion ( simpul saraf ) bagian belakang setelah terjadi infeksi primer.

Cacar air menyerang terutama anak-anak dan dapat juga menyerang orang dewasa. Masa penularan lebih kurang 7 hari dihitung dari timbulnya gejala kulit. Masa inkubasi berlangsung 7 samapai 21 hari.

Cacar air ditularkan melalui udara pernapasan, kontak langsung dengan cairan ruam dan kontak dengan barang yang terkena cairan ruam seperti seprai, selimut dan handuk.

Cacar air diawali dengan gejala prodromal berupa demam tinggi, sakit kepala, lemas, nyeri sendi, kemudian disusul kelainan pada kulit berupa vesikel. Vesikel ini khas seperti tetesan embun ( tear drops ). Penyebaran terutama di daerah badan dan kemudian menyebar secara setrifugal ke muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lender mata, mulut dan saluran pernapasan. Penyakit ini disertai dengan rasa gatal. Bila terjadi infeksi sekunder, akan terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional.

Cacar air pada anak-anak jarang menimbulakan komplikasi. Komplikasi justru sering terjadi pada orang dewasa berupa ensefalitis, hepatitis, karditis, konjungtivitis, keratitis dan kelainan darah. Sekitar 80 persen orang dewasa pernah terinfeksi cacar air,sehingga memiliki kekebalan. Pada meraka yang pernah terkena, virus ini tidak benar-benar hilang dari tubuh. Virus bersembunyi di ganglion saraf, dan suatu saat bisa aktif kembali dalam bentuk infeksi herpes zoster.
Cacar air bila terjadi saat dewasa, secara klinis penyakit yang timbul akan lebih berat. Ini termasuk ketika terjadi pada ibu hamil dan mereka dengan komplikasi penyakit.

Cacar air pada kehamilan trimester pertama bisa menyebabkan cacat bawaan seperti peradangan di bagian retina mata ( korioretinites ), tidak berkembangnya bagian otak besar ( atrofi kortek serebri ), pembesaran ginjal ( hidrinefrosis ), serta kelainan pada tulang dan kulit. Infeksi pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu, umumnya tidak terjadi kelainan. Jika persalinan terjadi sebelum inkubasi atau tepat di saat persalinan, bayi akan terinfeksi.Mengingat antibodi ibu belum terbentuk, untuk itu bayi yang lahir harus disuntik imunisasi khusus sebagai pencegahan.

Vaksin yang direkomendasikan sebagai tindakan pencegahan cacar adalah varicella zoster immunoglobulin ( VZIG ). Dosis 125U/10Kg berat badan, maksimum 625 unit atau 5 vial untuk pra dan pasaca infeksi.

Meski demikain, tidak setiap ibu hamil perlu disuntik vaksin. Cukup ditanya riwayat kesehatannya, apakah sudah pernah kena cacar atau belum. Bila sudah kena, tentu sudah memiliki antibodi. Sementara ibu yang belum terkena cacar, berisiko tinggi tertular cacar air. Ibu tersebut menjadi prioritas untuk mendapatkan vaksin. Vaksin bisa diberikan pada ibu hamil sebelum persalinan dan bayi baru lahir. Vaksin prinsipnya dapat diberikan 3 hari setelah terjadi paparan infeksi cacar. Karena masa inkubasinya antara 7-21 hari, sedangkan antibodi yang cukup sudah timbul anatara 3-6 hari setelah vaksinasi.

Perawatan cacar air

Cacar air umumnya ringan dan dapat sembuh sendiri. Penangan cacar air terutama ditujukan untuk meringankan gejala yaitu:

tirah baring atau istirahat cukup
konsumsi obat penurun demam ( parasetamol )
menggunakan bedak salisil untuk meringankan gatal
konsumsi makanan lembut dan menyejukan, terutama bila terjadi kelainan pada kulit
jangan diberikan obat antihistamin untuk mengurangi gatal, karena obat ini tidak signifikan dalam menangani rasa gatal pada cacar air.

Antivirus tidak direkomendasikan pada cacar air tampa komplikasi. Pada penelitian yang dilakukan pemberian antivirus tidak bermakna dalam menurunkan risiko komplikasi. Penggunaan antivirus justru dapat merubah respon kekebalan tubuh, sehingga virus dapat aktif kembali dengan lebih cepat dalam bentuk herpes zoster atau cacar ular.

Antivirus dapat dipertimbangkan penggunaannya pada cacar air dengan komplikasi berat, pada bayi dibawah 28 hari, atau dengan orang dengan sistem kekebalan rendah. Pemberian antivirus pun harus dilakukan dalam waktu 48 jam setelah ruam pertama muncul
antibiotik diberikan bila ada infeksi sekunder oleh bakteri.

Sumber: www.artikel-kesehatan-online.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar