Kandungan zat besi lebih banyak ditemui pada protein hewani ketimbang sayuran. Hal inilah yang membuat kaum vegetarian sering dicurigai lebih rentan terkena anemia ketimbang kelompok non-vegetarian.
Padahal, sebenarnya belum ada kesimpulan pasti terkait risiko anemia pada vegetarian. Menurut dr. Cindiawaty Pudjiadi, MARS, MS, SpGK, meskipun stok zat besi pada kelompok vegetarian lebih rendah dibandingkan non-vegetarian, kadar zat besi mereka belum tentu ada pada level defisiensi atau kekurangan.
Menurut ahli gizi dari IPB Drs. Rimbawan, PhD, kunci dari diet vegetarian yang sehat adalah keanekaragaman. Artinya, pangan yang kurang nutrisi A harus ditutupi dengan pangan yang kaya nutrisi A.
Diet vegetarian yang sehat dan bervariasi mencakup buah, sayur mayur, padi-padian, kacang-kacangan dan biji-bijian, termasuk produk susu dan telur bagi lakto-ovo vegetarian.
Nah, kalau Anda seorang vegetarian, ada baiknya jika Anda meningkatkan asupan zat besi lewat suplemen jika memang tidak bisa mendapatkan zat besi secara alami.
Kelompok vegetarian juga bisa menemukan sumber protein tinggi pada tempe dan tahu. Selain mampu mencegah anemia, kedua jenis pangan itu juga kaya kalsium. Konsumsi kacang-kacangan juga perlu diperbanyak untuk menambal kekurangan protein hewani.
Jangan Yakin Terbebas Anemia
Anemia dapat dicegah, namun tergantung pada penyebabnya. Untuk anemia yang disebabkan oleh kelainan darah bawaan, seperti anemia sel sabit, cara pencegahan belum ditemukan.
Namun jika penyebabnya karena kekurangan zat besi, pencegahan bisa dilakukan dengan memperbanyak asupan zat besi lewat makanan. Beberapa makanan yang bisa Anda pilih diantaranya tiram, udang, hati sapi, daging, telur, susu, kacang polong hijau, kacang tanah, kedelai, dan sayuran hijau.
Yang perlu diperhatikan adalah zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran, atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi. Selain itu, beras yang kerap menjadi makanan pokok pendamping lauk pauk juga ternyata dapat mengurangi penyerapan zat besi.
Jadi, walaupun sudah banyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, jangan yakin dulu terbebas dari anemia. Untuk mengatasinya, Anda harus banyak mengonsumsi pangan sumber vitamin C, seperti jeruk, tomat, mangga, dan stroberi yang dapat mempercepat penyerapan zat besi. Ketika menyantap daging, misalnya, pilih jus jeruk sebagai pelengkap.
Anemia adalah kondisi saat darah tidak memiliki cukup kandungan hemoglobin akibat kurangnya jumlah zat besi di dalam tubuh. Zat besi diperlukan tubuh untuk memproduksi hemoglobin, yang akan membawa oksigen ke seluruh organ tubuh. Anemia lebih sering dikenal dengan sebutan penyakit kurang darah.
Di Amerika Serikat, sekitar 20% dari wanita-wanita usia produktif tercatat kekurangan zat besi. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan para penderita pria yang tercatat hanya 4%. Pemicu utamanya ternyata faktor menstruasi.
Sayangnya, banyak wanita tak menyadari terkena anemia karena tanda-tanda yang muncul relatif biasa sehingga sering tidak dipedulikan. Padahal, para ahli kesehatan sudah lama menyarankan agar kaum wanita jangan meremehkan gejala anemia karena penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi gagal jantung dan menurunkan produktivitas kinerja otak dan otot.
Tanda-tanda terkena anemia adalah:
1. Lemah, lesu, pusing, mudah marah atau sulit konsentrasi.
2. Pucat terutama pada gusi dan kelopak mata atau bawah kuku.
3. Jantung berdebar nafas pendek.
4. Sariawan mulut atau lidah, bilur-bilur atau pendarahan tidak biasa.
5. Mati rasa atau kesemutan di daerah kaki.
6. Mual dan diare.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar