Beberapa orang ada yang ingin marah-marah atau stresnya meningkat jika mendengarkan suara yang keras atau berisik baik dari musik, suara mesin atau apapun. Kenapa suara keras bikin stres?
"Latar belakang suara yang bising atau terlalu keras dalam pekerjaan, rumah atau sekolah bisa mengganggu konsentrasi seseorang, kondisi ini akan membuat kadar stres meningkat," ujar Mark AW Andrews, direktur dan profesor psikologi dari Lake Erie College of Osteopathic Medicine di Seton Hill University, Greensburg, seperti dikutip dari Scientificamerican, Kamis (13/1/2011).
Hal ini juga diamini oleh National Institute for Occupational Safety and Health yang mengungkapkan kebisingan bisa meningkatkan tingkat stres dan mempengaruhi kesehatan seseorang seperti tekanan darah tinggi, penyakit koroner, tukak lambung (maag) dan sakit kepala atau migrain. Selain itu juga bisa memperburuk kondisi kesehatan seseorang yang sudah ada.
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa stres akibat suara yang bising bisa memicu pelepasan kortisol (hormon stres). Kelebihan hormon ini bisa merusak fungsi di bagian prefrontal korteks yaitu pusat pembelanjaran emosional. Daerah ini juga berfungsi mengatur fungsi perencanaan, penalaran dan pengendalian rangsangan atau impuls.
Beberapa bukti terbaru bahkan menuturkan bahwa korteks prefrontal juga menyimpan memori jangka pendek. Karenanya gangguan pada daerah ini akibat suara bising bisa menghambat kemampuan seseorang berpikir jernih dan menyimpan informasi.
Jika stres akibat suara berisik yang didengarnya terjadi terus menerus bisa menyebabkan penurunan fungsi otak yang lebih tinggi lagi, terutama terhadap proses pembelajaran dan juga memori.
Selain menyebabkan orang marah-marah, suara berisik juga bisa memicu masalah pada sistem pendengaran seperti tuli. Hal ini karena suara yang keras atau berisik bisa memekakkan telinga dan merusak pendengaran. Semakin dini seseorang mendengarkan musik atau suara-suara keras, semakin cepat kemungkinan ia menjadi tuli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar