Plus Minus Pria Bestesteron Tinggi dan Rendah !

Georgia, Pria dengan hormon testosteron normal dianggap paling stabil perilakunya. Tapi banyak juga pria yang memiliki testosteron tinggi dan rendah. Ada plus minus pria pemilik testosteron tinggi dan rendah.

Hormon testosteron bukan satu-satunya hormon yang penting dalam tubuh manusia, tapi hormon itulah yang membuat pria tetap kuat, sehat dan memiliki hasrat seksual. Wanita pun memiliki hormon ini dalam tubuhnya tapi dalam jumlah yang kecil.

Jika hormon testosteron baik untuk tubuh, maka semakin tinggi kadarnya harusnya semakin baik pula tingkat kesehatannya. Itulah yang menjadi dasar pemikiran kebanyakan pria.

Berdasarkan hasil studi Dr Robert S Tan, MD, sebanyak 48 persen pria yang memiliki level hormon testosteron normal mengaku ingin menambah jumlah hormonnya. Padahal tak selamanya punya testosteron tinggi pertanda baik.

Perilaku pria testosteron tinggi :

1. Jika seorang pria memiliki hormon testosteron 1000ng (nanograms)/dl atau lebih, pria tersebut akan kesulitan mengontrol hasrat seksualnya, dan akibatnya adalah meningkatnya dorongan untuk selingkuh.

"Itulah sebabnya saya sering menyarankan para pria untuk tidak buru-buru melakukan penambahan hormon testosteron. Kadar yang lebih rendah justru lebih baik," ujar Tan seperti dikutip dari Thirdage, Selasa (12/1/2010).

2. Pria bertestosteron tinggi cenderung tidak bahagia saat sendirian, dan lebih bahagia saat bersama orang banyak.

3. Pria bertestosteron tinggi cenderung lebih ambisius, penuh strategi dan terkadang lebih sukses dalam hidupnya. Itu karena hormon testosteron tinggi berhubungan dengan kemampuan otak kiri yang banyak memakai logika.

4. Pria dengan testosteron tinggi sangat baik dalam melindungi pasangan.

Perilaku pria testosteron rendah :

1. Seorang pria berusia 60 tahun yang memiliki hormon testosteron rendah mengaku beruntung tidak memiliki hormon tersebut dalam level tinggi.

"Meski kedengarannya kurang jantan mengatakan hal ini, tapi saya merasa bahagia punya dorongan seksual yang rendah karena saya bisa berpikir jernih apa yang sebenarnya saya inginkan dalam hidup ini," tuturnya.

2. Pria bertestosteron rendah justru kurang bersosialisasi dan lebih senang menyendiri.

3. Pria dengan testosteron rendah sangat baik ketika menjalani perannya sebagai orang tua.

Sebuah studi yang dipimpin Dr James McBride Dabbs, seorang profesor psikologi dari Georgia State University menyebutkan ada perbedaan perilaku dan pola hidup antara pria bertestosteron tinggi dan pria bertestosteron rendah.

Dabbs dan rekannya mencoba melakukan analisa terhadap 2 tipe pria tersebut pada berbagai profesi, mulai dari dokter, pemain sepakbola, salesman, profesor, pendeta hingga aktor.

Dari semua profesi tersebut, Dabbs menemukan bahwa profesi pendeta adalah profesi dengan hormon testosteron paling rendah sedangkan aktor adalah profesi dengan hormon testosteron tertinggi.

"Kebanyakan aktor bersikap ambisisus, memiliki hasrat seks tinggi dan mudah bersosialisasi sedangkan profesi menteri lebih banyak berjiwa sosial dan ingin menolong," kata Dabbs.

Studi terbaru bahkan menyebutkan bahwa hormon testosteron ada hubungannya dengan penyakit autisme. Bahkan ada peneliti yang menyebut autisme sebagai penyakit 'otak pria ekstrim' karena terjadi empat lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan. Jika ingin mendeteksi kelainan tersebut sejak dini, coba lihat saja jari manisnya yang lebih panjang dari jari telunjuknya atau dikenal dengan pola Cassanova.

Kesimpulannya, hormon testosteron yang terlalu tinggi atau terlalu rendah tidak baik bagi seorang pria. Setiap pria sudah terlahir secara genetik dengan jumlah testosteron yang sudah ditentukan, jadi menerima apa adanya akan lebih baik ketimbang menambah atau menguranginya.

Sumber: www.artikel-kesehatan-online.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar