7 Hal yang Tidak Disukai Dokter dari Pasien !

Sebagai pasien pasti ada beberapa hal yang membuat seseorang penasaran dengan berbagai sikap yang ditunjukkan oleh seorang dokter. Terkadang sikap dokter ini membuat pasien berpikir apakah ada hal yang membuat dokter tidak suka dengannya.

Hubungan antara dokter dan pasien memang terkadang terlihat aneh dan tidak seperti yang dibayangkan. Bisa dibilang dokter adalah orang yang paling tahu mengenai diri Anda dan beberapa rahasia kecil. Tapi sebagai pasien, sulit menebak apa yang dokter pikirkan mengenai dirinya, seperti saat dokter mengangkat alis atau berbisik pelan "Hemmm".

Ada 7 hal yang sebaiknya pasien perhatikan saat ke dokter seperti dikutip dari Health, yaitu:

1. Jangan selalu menduga-duga penyakit sendiri.
Banyak pasien yang mengatakan, 'dok sepertinya saya kena penyakit XX', yang menyimpulkan hanya berdasarkan ciri fisik saja, padahal mendeteksi penyakit tidak sama dengan membeli baju.

2. Jangan menunda untuk cerita hal yang penting.
Banyak pasien yang baru mengungkapkan sesuatu yang penting saat dokter tersebut sudah berjalan menjauhinya dengan kalimat awal "Ngomong-ngomong dok,...". Dokter tidak suka dengan hal tersebut, katakan saja semuanya secara langsung dan jujur.

3. Lupakan apa yang dilihat di iklan atau televisi.
Terkadang pasien ingin melakukan suatu tes karena melihat iklan di televisi atau media cetak. Padahal dokter hanya menginginkan pasiennya melakukan tes yang memang benar-benar dibutuhkannya.

4. Jangan khawatir dengan kondisi tubuh Anda.
Pasien seringkali meminta maaf pada dokter mengenai kondisi kuku, kaki atau apapun. Hal ini tidak perlu dilakukan karena dokter tidak peduli dengan kuku yang belum dipotong atau hal lainnya yang tidak berhubungan dengan kesehatan.

5. Bersikaplah jujur tentang seberapa sering Anda olahraga.
Saat dokter bertanya mengenai apakah Anda aktif, banyak pasien menjawab bahwa dirinya sangat aktif. Tapi setelah ditelusuri ternyata tidak seaktif yang diperkirakan. Dokter menginginkan Anda menjawab pertanyaannya secara jujur dan tidak perlu berbohong.

6. Jangan meminta pendapat kedua yang bukan dari dokter.
Banyak pasien yang bercerita pada dokter bahwa dirinya mendapat masukan lain tapi bukan dari dokter. Memang bagus mendengarkan pendapat orang lain, tapi dokter kurang menyetujui jika pendapat tersebut berasal bukan dari seorang dokter.

7. Ketahui fakta yang sebenarnya.
Dokter selalu terkejut dengan pemikiran orang-orang yang mengatakan obat A bisa menimbulkan efek samping. Karena itu lebih baik tanyakan langsung dengan dokter mengenai segala efek samping yang mungkin ditimbulkan.

Jika dokter mengangkat alis, mengerutkan kening atau berbisik sesuatu, kemungkinan ada salah satu hal di atas yang Anda lakukan.

Sumber: www.artikel-kesehatan-online.blogspot.com

1 komentar:

  1. SAya bukan dokter tetapi seorang terapis yang berhubungan dengan penyakit seseorang.
    Begini ceritanya KEtika belum banyak orang memasang ring untuk jantungnya saya sering nmenerima keluhan yang berhubungan dengan kemiripan ganguan penyempitan pembuluh darah di jantung dan Alhamdulillah bisa saya bantu meringankannya soal sembuh muttlak memang sulit tergantung pasien sendiri merakukan perawatan dan pemeliharaan dengan baik untuk penyakitnya, demikian pula seperti gejala gagal ginjal yang saat ini orang sudah mudah dengan terapis d cuci darah di rumah sakit, juga penyakit diabet sudah banyak orang dengan mudah menyuntukkan insulin dibawah kulit, juga beberapa penyakit lain seperti syaraf yang terjepit, stroke , atau setengah lumpuh, atau mungkin gangguan lambung dan bahkan pshikosomatik atau sebutlah gangguan jiwa juga bisa saya lakukan terapis namun hal ini gampang-gampang susah, karena saya mengandalkan dengan teknik pijat refleksi kaki, anggota badan yang lain dan tambahan tenaga dalam untuk pasien agar cepat sembuh, sedangkan obat biasanya berupa ramuan ringan yang membantu.
    NAh tentang pasien seperti yang disebutkan diatas jika dokter memang garis besarnya bisa seperti itu sedang bagi seorang terapis yang sangat saya butuhkan adalah informasi dari pasien dan kebiasaan hidup sehari-hari, yang saya maksud adalah apa dia punya gaya hidup sehat yang mendukung kesepatan untuk sembuh atau tidak , hal inilah yang penting gbagi saya seorang terapis, sayangnya pasien memang sering takut akan bayangannya sendiri jika menyampaikan segala sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan hidup pasien yang menurut pendapatnya apabila disampaikan khawatir didiagnosa penyakitnya adalah penyakit yang berar, hal ini kemudian menjadikan upaya terapi menjadi cukup berat dan dukungan untuk kesembuhan tidak maksimal. Jadi pasien tidak perlu takut menyampaikan kebiasaan buruk sekalipun agar dapat membantu upaya pencegahannya menjadi lebih baik dan sempurna.
    Seperti contoh seorang pasien ambien tidak pernah akan segan menjyampaikan kedokter atau seorang ahli terapis jika ia terbiasa minum kopi dipagi hari sebelum makan dan kemudoan banyak menghabiskan rokok.Padahal minum kopi sebelum makan menurut pandangan seperti saya tingkat kekentalan kopi dan karbon yang ada dikopi yang dimunum sebelum makan menambah asam lambung yang berefek kepada rerelaksasi usus, dan me3nggangu usus ini akan memicu reaksi asam basa diusus mengakibatkan usus menjadi pembuluh darah diusus kurang sehar sehingga poros usus biusa terganggu, jadi jangan heran begitu anda minum kopi kental pagi hari sebelum makan dapat mengakibatkan ingin buang air besar. itu adalah efeksamping yang diakibatkan oleh hal tersebut. NAh jika ditambah rokok, asap yang terdapat dimulut melekat bersamaan dengan kopi yang dimunim menambah emulsi zat beracun bertambah dilambung, ini menambah masalah lagi.

    Demikianlah kira-kira gambaran diatas.

    BalasHapus