Duduk di Toilet Lembab Bisa Picu Kanker Serviks !

Virus penyebab kanker serviks ternyata bisa menular lewat non seksual. Sebuah penelitian di luar negeri menyebutkan, anak-anak usia SD sudah terkena Human Papiloma Virus (HPV). HPV yang onkogenik bisa menyebabkan kanker termasuk kanker serviks.

Menurut DR. dr. ANDRIJONO, SpOG (K) Konsultan Obstetri Ginekologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dari penelitian tersebut diketahui bahwa anak-anak tersebut terkena virus ketika menggunakan toilet duduk yang lembab. Virus hidup di tempat yang lembab. Dan bisa menular dari satu orang ke orang lain yang memakai toilet yang sama. Terutama jika toilet duduk.

Selain itu, penularan virus bisa terjadi ketika bertukar (maaf) celana dalam walaupun dalam keadaan bersih. “Bisa menular. Karena kita tidak pernah tahu virus itu sudah mati atau belum,” ujar penulis buku Kanker Serviks ini pada suarasurabaya.net.

Selain itu, kanker serviks bisa menular lewat hubungan seksual. Bahkan, virus bisa menular ke pria dan menjadi kanker penis. Pria pun bisa menjadi carrier HPV. Sayangnya, bagi pria, vaksin tidaklah efektif.

Pengobatan kanker serviks hingga hari ini masih mengandalkan vaksin. Idealnya, kombinasi antara vaksin dan screening bisa mencegah virus menyebabkan kanker.

Untuk tingkat awal atau stadium lesi pra kanker, kata ANDRIJONO, kanker serviks memang tidak menunjukkan gejala. Untuk stadium lanjut mulai terjadi pendarahan, keputihan disertai bau, berdarah setelah bersenggama ataupun berdaran dengan sendirinya. Stadium berikutnya, gejala bisa muncul bisa juga tidak.

Dalam kurun waktu 8-10 tahun, seseorang yang terkena HPV mulai terinfeksi. Dan ini bisa diketahui dengan jalan papsmear. Pengobatannya dilakukan dengan screening. Prosentase kesembuhan bisa mendekati 100 persen. Tapi, jika sudah positif kanker serviks, pengobatan sudah sulit dilakukan.

Diakui ANDRIJONO, untuk saat ini vaksin memang masih mahal. Namun, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, vaksin yang sebelumnya berharga Rp 1,4 juta per sekali suntik kini turun menjadi Rp 700 ribu. Vaksin diberikan 3 kali, yakni pada bulan ke 0 (setelah diketahui terinfeksi), bulan pertama dan bulan keenam.

“Sampai sekarang memang masih vaksin obatnya. Memang harganya masih mahal, tapi sekarang sudah turun. Diharapkan nanti bisa turun lagi sampai Rp 500 ribu,” ujarnya.

Berdasarkan penelitian, vaksin bisa menguatkan daya tahan tubuh seseorang hingga 7 tahun. ANDRIJONO mengatakan virus mati bergantung pada daya tahan tubuh. Semakin kuat antibodi seseorang, virus pun makin cepat mati. Saat ini, rumah sakit-rumah sakit sudah menyediakan vaksin antibodi yang bisa membunuh HPV.(git)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar