Manusia Bersisik Banyak Ditemukan di Indonesia !

Setelah meninggalnya Ahmad Yunus (24), penderita penyakit kulit kronis yang dijuluki manusia bersisik, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karawang, ternyata banyak penderita dengan kasus serupa di tanah air.

Pada Oktober 2006, ditemukan ada 19 orang yang memiliki penyakit kulit kronis mirip penyakit yang diderita Ahmad Yunus. Kulit mereka juga mengelupas dan kering seperti bersisik. Mereka juga dijuluki manusia bersisik oleh lingkungannnya. Sampai kini dikabarkan mereka belum juga sembuh total.

Lalu pada Juni 2008, masyarakat Jambi juga dihebohkan dengan kasus penyakit kulit yang diderita Hadi Bruto (24) warga , warga Desa Muara Cuban, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.

Kasus serupa juga terjadi di Sumatera Utara. Seorang ibu bernama Pestaria Nababan (35), warga Desa Suka Maju Dusun II Sei Mencirim Kabupaten Deli Serdang yang habis melahirkan anaknya dilaporkan masuk ke RSU dr.Pirngadi Medan (RSUPM) karena mengalami Dermatitis Ekspotiva atau penyakit kulit bersisik pada Maret lalu.

Sebulan sebelumnya dari Desa Tilangobula, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, desa dimana ditemukan kasus bocah perempuan yang mirip kera, juga ditemukan seorang bocah penderita penyakit ulit kronis. Tubuh bocah bernama Iskandar Yusuf Daliwa tersebut, bersisik tebal di sekujur tubuhnya serta nyaris tak memiliki kelopak mata.

Sementara di Madura, seorang pria bernama Ahmad Toyyib (20), warga Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, Madura, juga ditemukan mengidap penyakit kulit kronis sehingga dijuluki manusia bersisik.

Lalu kasus serupa juga dilaporkan terjadi pada dua gadis kembar asal Pekanbaru, Dina dan Nina yang masih berusia tujuh tahun. Dua bocah ini bahkan dipamerkan dalam suatu acara di sebuah Mall di Pekanbaru sejak pertengahan Juni lalu. Oleh penyelenggara, acara itu diberi tajuk “Manusia kembar bersisik ular”.

Menurut ahli kulit, manusia bersisik adalah gejala penyakit yang disebut dengan iktiosis (kulit yang tidak bisa menahan cairan) untuk kategori yang parah dan lameral untuk gejala yang lebih ringan. Penyakit ini terjadi karena saat proses pembentukan kulit tidak sempurna karena enzim tidak berproduksi penuh.

Sumber: www.artikel-kesehatan-online.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar