Anak-anak yang berusia 13 tahun dan memiliki bukti sebagai perokok pasif, di dalam darahnya juga memiliki pembuluh nadi yang jelas lebih tebal.Beberapa peneliti Finlandia, Selasa (2/3), melaprokan bahwa studi mereka memperlihatkan kerusakan yang disebabkan seseorang menjadi perokok pasif berawal pada masa kanak-kanak, dan mengakibatkan kerusakan cukup besar saat anak memasuki usia remaja.
"Meskipun penelitian terdahulu telah mendapati bahwa perokok pasif mungkin menghadapi bahaya pada pembuluh darah mereka di antara orang dewasa, kami tidak mengetahui sampai studi ini menunjukkan dampak khusus ini juga terjadi di kalangan anak-anak dan remaja," kata Dr Katariina Kallio dari University of Turku di Finlandia, yang memimpin studi tersebut.
Tim Kallio mempelajari 494 anak yang berusia 8-13 tahun yang ikut dalam penelitian yang berlangsung mengenai sakit jantung.
Mereka mengukur tingkat kotinine, produk sampingan nikotin yang ditemukan pada darah setelah seseorang bernafas di antara asap tembakau, demikian laporan kantor berita Inggris, Reuters.
Mereka membagi anak-anak itu ke dalam beberapa kelompok dengan tingkat nikotin tinggi, sedang, dan rendah. Ultrasound digunakan untuk mengukur ketebalan aorta dan pembuluh nadi carotid di tengkuk.
Dinding pembuluh nadi kelihatan lebih tebal dalam pengukuran ultrasound, jika dinding itu rusak oleh proses atherosclerosis.
Atherosclerosis, yang juga dikenal sebagai Arteriosclerotic Vascular Disease, atau ASVD, adalah kondisi saat dinding pembuluh nadi mengeras akibat penimbunan bahan lemak seperti kolesterol.
Anak-anak dengan conitine paling tinggi di dalam darah mereka memiliki dinding pembuluh nadi yang tebal, rata-rata, tujuh persen lebih tebal dibandingkan pada anak dengan tingkat cotinine paling rendah. Sementara batang nadi mereka delapan persen lebih tebal.
Demikian laporan tim Kallio di dalam jurnal Circulation: Cardiovascular Quality and Outcomes.
Para peneliti itu juga melakukan uji coba yang mengukur keluwesan pembuluh nadi di lengan, pengukuran lain kesehatan pembuluh darah, dan risiko sakit jantung.
Mereka mendapati pengukuran itu, yang disebut pembesaran yang diperantarai arus aliran pembuluh darah lengan, 15% lebih rendah pada remaja dengan tingkat cotinine paling tinggi.
Dan pengukuran kolesterol memperlihatkan tingkat yang lebih tinggi di kalangan anak-anak dengan lebih banyak asap di dalam darah mereka.
"Temuan ini menunjukkan bahwa anak-anak sama sekali tak boleh terkena terpaan asap tembakau," kata Kallio. "Sekalipun hanya sedikit terpaan terhadap asap tembakau mungkin berbahaya bagi pembuluh darah."
Pada Oktober, US Intitute of Medicine melaporkan bahwa larangan orang merokok di dalam ruangan menurunkan risiko serangan jantung, bahkan di kalangan orang yang tak merokok dengan mengurangi terpaan yang dihadapi perokok pasif.
US Centers for Disease Control and Prevention dan American Heart Association menyatakan sebanyak 46.000 orang AS wafat akibat sakit jantung setiap tahun karena mereka menjadi perokok pasif.
World Lung Foundation dan American Cancer Society bersama-sama menyatakan penggunaan tembakau akan menewaskan enam juta orang tahun depan akibat kanker, sakit jantung, pembengkakan paru-paru karena pembuluh darah kemasukan udara dan penyakit lain, dan menimbulkan kerugian medis langsung secara global sebesar US$500 miliar/tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar