Mutlak, tak bisa dipungkiri, satu hal yang paling ditakuti ibu saat hamil adalah keguguran. Terlebih hal itu terjadi berulang-ulang seperti yang dialami Angie Baker (33), yang telah 18 kali hamil namun semuanya berakhir dengan keguguran. Kondisi ini jelas menimbulkan tekanan mental, dan trauma bagi pasangan yang sangat mendambakan kehadiran seorang anak.
Lantas, apa sebenarnya penyebab keguguran? Saat ini, hal itu masih menjadi misteri yang besar. Namun secara umum, ada beberapa jenis pemicu keguguran, sesuai dengan usia kehamilan. Simak penjelasan berikut:
Keguguran karena faktor genetik
Menurut dr.Boy Abidin, spesialis kebidanan dan kandungan dari RS.Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, keguguran karena faktor genetik pada umumnya terjadi pada usia kehamilan di bawah 10 minggu.
"Pada usia kehamilan kurang dari 10 minggu biasanya keguguran terjadi karena faktor genetik, atau kromosom yang tidak lengkap. Pada usia ini biasanya juga belum terbentuk plasenta dan komunikasi darah ibu dan janin," papar dr.Boy saat dihubungi Kompas.com
Dia menambahkan, keguguran kurang dari 10 minggu banyak dihubungkan dengan kejadian kelainan kromosom, kelainan hormonal, gangguan endometrium dan faktor imunologi. Oleh sebab itu tidak mudah menentukan keberhasilan kehamilan selanjutnya. "Karena pemicu kegugurannya dari faktor internal, yakni pertemuan sperma dan sel telur, agak sulit memanipulasi itu," kata dr.Boy.
Keguguran karena autoimun
Sementara itu, keguguran pada tahap janin awal dan lanjut (usia kehamilan lebih dari 10 minggu) banyak dikatikan dengan kelainan sindrom antifosfolipid dan reaksi autoimun. Sindrom antifosfolipid (APS) terjadi karena produksi antibodi sistem kekebalan tubuh terhadap membran sel.
Dalam keadaan normal, antibodi berfungsi untuk melawan kuman dan infeksi yang disebabkan virus. Tapi terkadang sistem imum mengalami kerusakan sehingga menyerang tubuh sendiri. "Di darah ibu terjadi kelainan yang sifatnya autoimun sehingga janin dianggap sebagai benda asing dan diserang oleh sel-sel darah ibu. Padahal, normalnya ada mekanisme khusus dari tubuh saat seorang wanita hamil sehingga janin dapat tumbuh," papar dr.Boy.
APS seringkali menjadi penyebab terjadinya keguguran berulang, atau kejadian keguguran lebih dari 3 kali berturut-turut. Antibodi APS dapat dideteksi dengan pemeriksaan darah, yang meliputi pemeriksaan ACA, faktor koagulan (bekuan darah), dan lain sebagainya. Pengobatan diberikan dengan suntikan obat antikoagulan untuk mencegah pembekuan darah.
Menurut dr.Boy, diagnosa keguguran perlu dilakukan sesegera mungkin supaya bisa diterapi sehingga peluang kehamilan menjadi besar. "Keguguran banyak dialami oleh perempuan. Namun diagnosanya tidak mudah. Penanganannya pun perlu biaya tinggi," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar