Ketika terkena batuk ada orang yang harus mengalaminya sampai berbulan-bulan atau dikenal dengan batuk 100 hari. Seperti apa batuk 100 hari itu? Benarkah batuk ini bisa hilang sendiri tanpa diobati?
Batuk 100 hari biasanya dikenal dengan istilah batuk rejan dan dalam bahasa medis disebut sebagai penyakit pertussis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis, bakteri ini dapat menular dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui udara atau dahak yang dikeluarkan oleh pasien.
"Bakteri ini bisa ada di lingkungan sekitar kita dan orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah sangat mudah terkena infeksi bakteri ini. Sekitar 60 persen penyakit ini diderita oleh anak-anak di bawah usia 10 tahun," ujar Dr Agus Dwi Susanto, Sp.P
Terbentuknya istilah batuk 100 hari karena sebelum ditemukannya antibiotik, perlu waktu 3 bulan atau 100 hari untuk menyembuhkannya. Tapi setelah adanya antibiotik, penyembuhannya bisa lebih cepat dan tak perlu menunggu 100 hari lagi.
Apa saja gejala yang muncul?
Gejala umum penyakit ini biasanya muncul 5-20 hari setelah orang terinfeksi dan ditandai dengan flu, batuk, pilek, radang tenggorokan dan biasanya disertai dengan demam. Penyakit ini bisa terjadi pada bayi, anak-anak ataupun orang dewasa.
"Batuk pada penyakit pertussis ini sangat khas yaitu batuk kering yang disertai dengan tarikan napas seperti orang sesak napas, bahkan seringkali pasien tidak sempat untuk menarik napas karena batuk yang terus menerus terjadi," ujarnya.
Bagaimana pemeriksaannya?
Biasanya dokter bagian paru akan melakukan evaluasi jika seseorang sudah mengalami batuk lebih dari 2 minggu. Untuk mendiagnosis penyakit ini dilakukan pemeriksaan suap tenggorokan dan mengambil dahaknya untuk melihat ada bakteri ini atau tidak.
Gejala pada bayi
"Penyakit ini sangat berbahaya jika terjadi pada bayi, karena ada penelitian di Inggris yang menunjukkan 1 dari 500 bayi meninggal akibat penyakit pertussis ini," ujar dokter yang berpraktik di RSUP Persahabatan Jakarta ini.
Pada bayi harus dilakukan deteksi sedini mungkin untuk mencegah komplikasi. Beberapa komplikasi yang muncul pada bayi:
1. Infeksi paru-paru (pneumonia) jika bakteri tersebut masuk ke paru-paru
2. Sesak napas
3. Perdarahan di mata akibat tekanan yang terjadi saat batuk terus menerus
4. Kejang akibat asupan oksigen di otak berkurang
5. Yang paling parah berakhir dengan kematian.
Namun gejala-gejala itu juga dialami orang dewasa bila mengalami komplikasi.
Mencegah Batuk 100 Hari
1. Menghindari orang yang terinfeksi
2. Segera deteksi dini jika mengalami batuk yang disertai dengan sesak napas
3. Melakukan vaksinasi DPT (Difteri Pertussis Tetanus).
"Vaksin ini cukup signifikan untuk mencegah pertussis, berdasarkan penelitian di Inggris sebelum ada vaksin kasus kejadiannya 200.000/tahun, tapi setelah ada vaksin hanya 2.000 kasus/tahun," ungkapnya.
Jadi, penyakit batuk 100 hari tidak bisa hilang dengan sendirinya tanpa adanya bantuan obat seperti antibiotik. Deteksi penyakit sedini mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi pada bayi dan juga orang dewasa.
Saat ini hanya penyakit batuk 100 hari saja yang ada istilah medisnya tapi untuk batuk 30 hari tidak ada dalam kamus kedokteran.
Sumber: www.artikel-kesehatan-online.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar