Terlalu banyak mengeluh tidak ada manfaatnya bagi kesehatan, bahkan bisa membuat tubuh mudah kena penyakit. Sebaliknya sikap tegar dan optimistis dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga tidak mudah sakit-sakitan.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa faktor psikologis bisa mempengaruhi kesehatan seseorang. Stres dalam di lingkungan kerja maupun dalam kehidupan berumah tangga misalnya, bisa membuat seseorang rentan terinfeksi kuman.
Orang yang sering mengeluh biasanya akan mudah stres dan stres inilah yang akan menjadi pintu masuk penyakit karena stres menurunkan kekebalan tubuh.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan tahun lalu di University of Kentucky, Prof Suzanne Segerstrom membandingkan pengaruh sikap optimistis dan pesimistis terhadap sistem kekebalan tubuh.
Untuk keperluan tersebut, Prof Segerstrom melibatkan 124 mahasiswa hukum semester awal. Para mahasiswa diminta mengisi kuisioner tentang pandangan ke depan dalam menyikapi persaingan akademik dengan mahasiswa lain di kampusnya.
Mahasiswa yang optimistis tidak mudah stres saat menghadapi persaingan, sebaliknya mahasiswa yang pesimistis dan sering mengeluh merasa teman-temannya lebih pandai dari dirinya. Sikap mengeluh dan pesimistis menyebabkan stres dan emosi negatif lain misalnya rendah diri.
Sementara itu sistem kekebalan tubuh para mahasiswa diukur dengan menyuntikkan jamur candida yang sudah dimatikan ke dalam jaringan kulit. Jamur yang tidak berbahaya itu merangsang sistem imun untuk melakukan perlawanan dalam bentuk pembengkakan di kulit.
Hasil analisis menunjukkan, mahasiswa yang optimistis cenderung memiliki sistem imun yang lebih baik dibandingkan yang pesimistis. Meski pengaruh sikap mental terhadap kekebalan tubuh sebenarnya cukup kecil, Prof Segerstrom menilainya cukup signifikan.
"Dalam angka, pengaruhnya hanya 19 persen. Namun angka ini lebih besar dibanding pengaruh suplemen kalsium terhadap kepadatan tulang yakni 8 persen atau pengaruh obat hipertensi terhadap risiko stroke yang hanya 3 persen," ungkapnya seperti dikutip dari MSNBC, Rabu (12/1/2011).(detikHealth)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar