Kurang Tidur Picu Kegemukan

WAKTU dan kualitas tidur ternyata berpengaruh terhadap berat badan Anda. Cukup tidur selama 7,5 jam setiap malamnya akan membantu Anda mendapatkan tubuh yang bukan hanya sehat, melainkan juga ideal.

Sejumlah persoalan yang membahas hubungan antara waktu tidur dan berat badan mungkin berkecamuk dalam diri Anda. Karena itu, sejumlah penelitian dan riset mulai membahas dua hal tersebut dan hasilnya mulai diluncurkan ke masyarakat.

Pertanyaan pertama, apakah benar kurang tidur akan menyebabkan peningkatan berat badan? Coba Anda berpikir soal ini. Jika merasa mengantuk di tempat kerja, Anda mungkin tergoda untuk meraih secangkir kopi (atau beberapa gelas) dan sebuah donat untuk meningkatkan secara cepat energi Anda.

Kemudian, Anda mengabaikan pergi fitnes ke gim dan mengajak keluarga Anda makan di luar, di mana tidak ada waktu memasak di rumah. Ketika saatnya waktu tidur, Anda akan kesulitan untuk itu. Tentu saja ini akan berefek buruk, karena kurang tidur dapat membuat melar ukuran lingkar pinggang dan permasalahan kesehatan lainnya.

Hal itu tentu saja mudah untuk dimaklumi. ”Ketika kurang tidur dan merasakan letih dan lelah, Anda secara otomatis akan mengambil sekantong keripik kentang atau makanan lainnya yang membuat nyaman. Dan mulai ngemil,” kata Susan Zafarlotfi PhD, Direktur Institute for Sleep dan Wake Disorders, Hackensack University Medical Center di New Jersey, Amerika Serikat.

Akibat langsungnya? Anda mungkin bisa melawan kantuk. Namun hasil akhirnya, mengonsumsi makanan yang tidak sehat saat ngemil, ditambah kurangnya berolahraga, membuat Anda akan berujung pada obesitas dan kerugian lainnya.
”Kurang tidur seperti utang kartu kredit,” tegas Zafarlotfi. ”Jika terus menumpuk utang kartu kredit, Anda akan membayar bunga lebih tinggi atau akun Anda akan ditutup sampai Anda membayar semua ini. Jika menumpuk utang tidur terlalu banyak, tubuh Anda akan rusak,” jelasnya lagi.

Kurang tidur umum terjadi di masyarakat Amerika Serikat. Bahkan, dengan bangga mengungkapkan kepada semua orang mengenai kekurangannya itu. ”Kita mengapresiasi kepada si ‘kalong’ ini, tetapi kita membayar lebih untuk tidur larut malam dan bangun pagi,” ujar Mark Mahowald MD, Direktur dari Minnesota Regional Sleep Disorders Center di Hennepin County, Amerika Serikat.

Lalu, bagaimana memahami hubungan antara tidur dan diet? Hubungan antara tidur dan diet saat ini merupakan isu yang paling sering diangkat di buku-buku dan artikel majalah. Mungkin Anda pernah mendengar tentang diet tidur, yang memungkinkan Anda bisa menurunkan berat badan saat Anda tidur. Itu memang benar adanya.

”Itu bukan hanya jika Anda tidur akan kehilangan berat badan, tetapi jika Anda kurang tidur, yang berarti bahwa Anda hanya tidur sebentar setiap harinya atau kualitas tidurnya tidak baik, metabolisme tubuh Anda tidak akan berfungsi dengan baik,” jelas Michael Breus PhD, penulis buku Beauty Sleepdan Direktur Divisi Persoalan Tidur di Arrowhead Health, Glendale, Ariz.

Menurut Breus, rata-rata manusia membutuhkan sekitar 7,5 jam waktu tidur per malam. ”Jika Anda sudah mendapatkan ini, setengah jam tidur lagi tidak akan membantu Anda kehilangan 10 kilogram. Tetapi jika Anda biasanya tidur selama lima jam setiap harinya, lalu tiba-tiba tidur selama tujuh jam semalam, maka Anda akan mulai melakukan proses penurunan berat badan,” tuturnya.

Kenyataan bahwa kurang tidur memengaruhi kemampuan kita untuk menurunkan berat badan, lanjut dia, berkaitan dengan hormon di waktu malam. Dua hormon yang merupakan kunci dalam proses ini adalah ghrelin dan leptin.

”Ghrelin adalah hormon yang berfungsi untuk memberi tahu Anda kapan waktu untuk makan. Dan apabila kurang tidur, Anda akan memiliki banyak ghrelin. Adapun leptin adalah hormon yang menginformasikan kepada Anda untuk berhenti makan. Dan ketika Anda kurang tidur, leptin di tubuh Anda hanya sedikit,” terangnya.

Apabila hormon ghrelin lebih banyak di tubuh dibandingkan leptin, itu akan berhubungan dengan berat badan. ”Anda akan makan lebih banyak, selain itu metabolisme tubuh akan lebih lambat ketika Anda kurang tidur,” tandas Breus.

Jadi, apa yang dapat Anda lakukan ketika kurang tidur? Tentu saja banyak. Menurut Breus, mengamati berapa jam Anda tidur dengan kualitas tidur Anda. ”Beberapa orang seperti wanita yang baru memiliki bayi, mungkin hanya bisa tidur selama empat jam. ada beberapa orang yang memang tidur selama 7,5 jam, namun kurang nyenyak karena nyeri atau memiliki gangguan tidur. Ini memiliki efek yang sama seperti orang yang kurang tidur. Kebanyakan permasalahan ini akan membaik dengan meningkatkan kebersihan lingkungan,” katanya.

Untuk mengatasi kurang tidur, sebagai langkah awal hindari mengonsumsi kafein sore hari, karena akan membuat Anda tetap dalam tahap tidur yang lebih ringan yang terkait dengan kurang tidur di malam harinya. Olahraga juga membantu Anda untuk meningkatkan kualitas tidur. Berapa lama sebelum tidur kita harus berolahraga? Itu tergantung dan setiap orang berbeda-beda.

Yang lebih penting adalah Anda sudah melakukan olahraga, bukan waktunya berapa lama. Namun, agar aman, dia menganjurkan agar Anda tidak berolahraga tepat sebelum tidur. ”Tetapi banyak juga orang yang melakukan olahraga sebelum dia tidur, dan tidak memengaruhi kualitas tidur mereka,” ujar Breus.

Perhatikan juga apa yang anda makan sebelum tidur. ”Piza dan minum bir sebelum tidur bukanlah ide yang baik,” ungkap Breus. ”Begitu pula makan makanan besar dekat dengan jam tidur,” tambahnya. Dia menyarankan agar kita makan beberapa camilan yang sehat lalu makan makanan ringan seperti semangkuk sereal sebelum tidur. Mengonsumsi makanan berat dekat dengan jam tidur akan meningkatkan risiko mulas, yang pasti akan membuat Anda terjaga sepanjang malam.

Bagaimana jika Anda sudah tidur cukup namun saat bangun tetap merasa mengantuk keesokan harinya? ”Bicaralah dengan dokter yang ahli soal permasalahan tidur,” kata Breus. Setelah melakukan evaluasi dan penelusuran ritme tidur Anda, di mana Anda akan selalu dimonitor saat tidur, maka dokter akan membantu mengidentifikasi masalah yang mendasar gangguan ini. Bersama dokter, Anda dapat mengembangkan rencana pengobatan sehingga ke depannya akan mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik.

Sumber: www.artikel-kesehatan-online.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar