Anak yang Tinggal di Apartemen Lebih Banyak Kena Asap Rokok


Anak-anak sering menjadi korban dari keegoisan orangtua yang merokok di dalam rumah. Studi membuktikan tinggal di apartemen membuat anak semakin banyak menghirup asap rokok ketimbang tinggal di rumah biasa.

Penyebab tingkat kontaminasi pada anak yang tinggal di apartemen lebih tinggi adalah karena sistem ventilasi, dinding dan lingkungan yang memungkinkan asap rokok merembes melalui struktur bangunan.

Hal inilah yang menyebabkan meski tidak ada satu pun yang merokok di dalam ruangan apartemen, anak-anak masih tetap bisa terpapar asap rokok dari ruang apartemen orang lain yang merokok.

Selain itu, perokok tetap bisa membawa sisa asap tembakau yang tidak terlihat pada pakaian dan rambutnya ke dalam rumah, bahkan bisa menempel pada furnitur, karpet, tirai, mainan dan item lainnya yang dapat bersentuhan atau dimasukkan ke dalam mulut anak.

"Saya yakin temuan ini akan membantu menciptakan sosial dan politik untuk mendorong orang menuju pembentukan kebijakan perumahan bebas rokok," ujar salah satu penulis penelitian, Dr Jonathon Winickoff di Massachusetts General Hospital, Boston, dilansir ABC News, Kamis (16/12/2010).

Studi baru itu menunjukkan bahwa anak-anak yang tinggal di apartemen memiliki tingkat darah nikotin lebih tinggi, yaitu 45 persen lebih tinggi ketimbang anak yang tinggal di rumah biasa.

Studi ini didasarkan pada sampel darah lebih dari 5.000 anak yang tinggal di rumah terpisah, satu rumah dengan orangtua dan perumahan multi-unit seperti apartemen.

Temuan yang akan dipublikasikan dalam Pediatrics edisi Januari 2011, menunjukkan bahwa dalam bangunan multi-unit atau apartemen, paparan asap tembakau pada anak tetap ada bahkan jika tidak ada seorang pun yang merokok di dalam rumah.

Melihat data dari National Health and Nutrition Examination Survey pada anak usia 6 hingga 18 tahun dari 2001 hingga 2006, para peneliti dari University of Rochester, New York, juga menemukan bahwa tingkat kontaminasi nikotin paling tinggi pada anak usia 12 tahun, berkulit hitam dan hidup di tingkat kemiskinan.

"Temuan ini menyoroti dampak negatif merokok jauh, tidak hanya pada perokok sendiri dan kontak dekat mereka, tetapi juga dampak dan beban kesehatan tetangga mereka dan masyarakat secara keseluruhan," kata Dr Nanci Yuan, profesor klinis pada Lucile Packard Children's Hospital di UStanford University, California.

Selama ini asap rokok telah diketahui dapat menyebabkan peningkatan risiko sindrom kematian bayi mendadak, asma dan gangguan pernapasan, serta infeksi telinga pada anak-anak.

detikHealth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar