Sering Menggerutu Perbesar Risiko Angina


KETIKA sedang bete seringkali kita menggerutu dan melampiaskannya kepada pasangan kita, baik suami maupun istri.

Bagi Anda yang menyadari kerap melakukan hal itu, sebaiknya mulai membiasakan diri untuk bersabar dan menahan emosi. Karena, sikap itu bisa membuat pasangan lebih berisiko terkena penyakit angina.

Tak hanya dari kita, pasangan tentunya juga mesti menghadapi keluhan atau gerutuan dari anak-anak dan orang-orang di sekitar dia. Maka itu, peningkatan risiko terkena angina tentunya masuk akal, karena pasangan kita lambat laun akan merasa tertekan dan cemas sehingga berujung pada stres.

Adapun angina atau angina pektoris kerap disebut juga angin duduk adalah penyakit jantung iskemik didefinisikan sebagai berkurangnya pasokan oksigen, dan menurunnya aliran darah ke dalam miokardium. Gangguan tersebut bisa karena suplai oksigen yang turun atau kebutuhan oksigen yang meningkat.

Rasa nyeri atau rasa ditekan di dada merupakan gejala paling umum ketika seseorang terkena angina. Angina juga dapat menjadi peringatan bagi mereka yang menderita serangan jantung.

Beberapa orang mengalami napas tersengal-sengal atau kelelahan dan perasaan lunglai sebagai gejalanya. Hal ini mengindikasikan bahwa jantung tidak mendapatkan cukup oksigen karena penyumbatan koroner.

Hasil studi ini telah dipublikasikan pada Rabu (22/12) dalam Journal of Epidemiology and Community Health. Penelitian telah dilakukan semenjak tahun 2000 dengan melibatkan lebih dari 4.500 warga Denmark.

Hasil penelitian itu menyimpulkan bahwa tuntutan pasangan bisa meningkatkan risiko terkena angina hingga empat kali lipatnya.

Tim peneliti yang berasal dari Universitas Copenhagen lalu menyimpulkan tuntutan dan kekhawatiran berlebihan merupakan faktor utama perkembangan penyakit angina.

Sementara itu, dalam penelitian terpisah, disimpulkan bahwa orang yang memiliki hubungan sosial yang tergolong baik cenderung memiliki kesehatan yang baik.

[mediaindonesia]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar