Sakit Kepala Parah Jika Tak Makan Coklat dan Keju

Saat kecil, orangtuanya melarang makan makanan manis seperti permen dan coklat dan hanya memberikan makanan sehat. Ketika remaja Laurin Hooper baru tahu enaknya coklat dan keju yang lalu memakannya secara sembunyi-sembunyi.

Begitu lepas dari orangtua saat usianya 18 tahun dimulailah kegilaannya terhadap coklat dan keju. Selama 7 tahun hingga usianya yang kini 26 tahun, Laurin hanya makan makanan yang mengandung coklat dan keju untuk sarapan, makan siang, makan malam dan camilannya.

"Selama tujuh tahun hidup saya dikelilingi coklat dan keju yang telah menjadi bagian dari setiap makanan dan snack yang saya makan," kata Laurin seperti diceritakan theSun, Selasa (14/12/2010).

Laurin yang berasal dari St Austell, Cornwall Inggris ini tiap minggunya harus belanja 2 kg keju cheddar, 3 bungkus besar keju cottage, 2 kaleng biskuit coklat dan 14 kaleng susu coklat.

Sedikitnya Laurin mengonsumsi 2 kg keju dan 4 kg coklat setiap minggu. Si gadis harus menghabiskan 400 poundsterling atau sekitar Rp 5,7 juta per minggu untuk nafsu makannya itu.

Laurin yang berprofesi sebagai tenaga pemasaran ini mengaku sudah kecanduan keju dan coklat dalam semua aspek kehidupannya.

Laurin melakukan perawatan wajah (facial) dengan keju dan coklat. Aneka peralatannya seperti lilin, sabung wangi dan parfum juga harus beraroma coklat dan hanya mau datang ke restoran yang menyediakan menu coklat dan keju.

"Ini semua membuat pikiran santai dan baik untuk kulit karena coklat mengandung endorfin," kata Laurin.

Laurin mengaku sudah pernah mencoba mengurangi makan coklat dan keju tapi yang terjadi dirinya sakit kepala yang hebat dan mengalami kram perut.

"Setiap aku mencoba untuk berhenti makan coklat dan keju itu seperti nereka karena saya akan merasakan sakit yang menyiksa. Jadi kenapa harus diet kalau ini membuatku bahagia," ungkap Laurin.

Laurin mengaku walaupun badannya gemuk dia sehat-sehat saja dan tidak pernah terkena sakit. "Aku akan berhenti dari kecanduan ini jika berpengaruh serius terhadap kesehatan saya. Tapi coklat dan keju adalah hidupku, aku tidak pernah bisa membayangkan hidup tanpa itu," tutur Laurin.

Menurut pakar kesehatan dari beatingaddictions, kecanduan coklat dan keju biasanya berawal dari kecintaan terhadap rasa dan tesktur yang manis. Coklat memang meningkatkan produksi hormon endorfin yang membuat orang merasa bahagia makanya ketika orang stres atau depresi akan kembali tenang setelah makan coklat.

Bebeberapa ahli juga percaya bahan kimia dalam coklat membuat otak terus memerintahkan untuk mengonsumsinya sehingga banyak orang begitu ketergantungan dengan coklat. Depresi juga telah membuat orang menjadi ketagihan pada coklat.

Namun kecanduan coklat ini harus dihentikan karena coklat mengandung gula yang tinggi yang bisa memicu banyak penyakit seperti kegemukan dan diabetes.

Cara mengurangi kecanduan coklat:

Jika kecanduan susah dihilangkan disarankan untuk bergabung dalam kelompok pendukung untuk mengatasi kecanduan. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan hipnosis yang meningkatkan konsentrasi dan mengubah pola makan serta meningkatkan motivasi.
Tidak lagi membeli coklat dan menghindari jalan ke toko atau pengecer coklat lainnya.
Hindari lorong makanan yang memajang coklat di supermarket, mintalah orang lain untuk berbelanja selama Anda melakukan terapi.
Lakukan hal-hal yang menyenangkan dengan pasangan Anda seperti seks dan olahraga karena ini meningkatkan produksi endorphin, serta membantu membakar kalori dan lemak tubuh yang berasal dari makan coklat.
Cari alternatif makanan manis yang alami seperti buah.
Jika dalam terapi Anda mengalami pusing atau sakit perut itu adalah efek penarikan yang sedang terjadi di dalam tubuh.

detikHealth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar