Perubahan Iklim Memunculkan Banyak Wabah Penyakit

Sanitasi dan kebersihan hampir selalu dijadikan kambing hitam ketika terjadi wabah penyakit menular. Meski tidak sepenuhnya salah, ada faktor lain yang turut berperan dan sebenarnya lebih sulit dikendalikan yaitu perubahan iklim.

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu contoh penyakit yang bisa muncul sekalipun di tempat-tempat yang terbilang bersih. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk aedes aegipty yang lebih suka berkembang biak di genangan air bersih.

"Oleh sebab itu dengue muncul juga di wilayah-wilayah elit seperti Pondok Indah," ungkap direktur Eijkman Institute, Prof Sangkot Marzuki saat ditemui di sela-sela pembukaan simposium "Human Genetics and Infection: Towards Better Management of Disease" di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (13/12/2010).

Prof Marzuki menduga salah satu faktor yang memicu makin meluasnya penyebaran dengue adalah perubahan iklim sebagai dampak dari pemanasan global. Faktor tersebut menyebabkan penyebaran nyamuk meluas ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak ada nyamuk aedes aegipty.

"Penyebaran dengue sekarang sudah mencapai wilayah utara Australia, misalnya Queensland. Sebelumnya di wilayah itu tidak pernah ada dengue," tambah Prof Sangkot.

Fakta lain yang membuktikan bahwa kemunculan penyakit turut dipengaruhi oleh perubahan iklim adalah wabah kolera di Haiti akhir-akhir ini. Wabah itu terjadi ketika suhu permukaan air laut mengalami peningkatan dalam beberapa tahun belakangan.

Prof Jan Verhoef dari Eijkman Winkler Centre for Mycrobiology di Belanda mengatakan naiknya suhu permukaan air laut memicu pertumbuhan plankton di laut. Plankton ini merupakan tempat bakteri penyebab kolera, vibrio cholerae menempel untuk bisa bertahan hidup.

Pola yang sama juga terjadi di wilayah-wilayah lain yang mengalami wabah kolera termasuk Bangladesh dan beberapa negara di Afrika. Jumlah penderita kolera di wilayah-wilayah tersebut cenderung bertambah ketika suhu permukaan air laut di sekitarnya meningkat.
up/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar