Ada Apa dengan Peranakan Turun?

Istilah peranakan turun lebih populer di masyarakat ketimbang penyebutan sebenarnya rahim turun (prolapsed uterus). Apa yang terjadi sampai banyak perempuan mengalami peranakan turun?

Rahim (tempat janin berkembang) normalnya terletak di dalam pelvis dengan berbagai otot, jaringan dan ligamen yang mendukungnya.

Tapi kadang karena proses persalinan atau melahirkan yang sulit bisa membuat otot-otot ini melemah. Atau seiring dengan menurunnya hormon estrogen secara alami, maka rahim bisa turun ke dalam saluran vagina yang dikenal dengan istilah rahim turun.

Seperti dikutip dari WebMD, Jumat (10/12/2010) ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan prolapsed uterus atau rahim turun, yaitu:
Beberapa kali melakukan persalinan normal melalui vagina.
Kelemahan pada otot panggul setelah berusia lanjut.
Melemahnya atau hilangnya kekuatan jaringan setelah menopause dan menurunnya kadar estrogen alami.
Kondisi yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam perut seperti batuk kronis, terlalu mengejan akibat sembelit, tumor panggul atau adanya akumulasi cairan di perut.
Kelebihan berat badan atau obesitas dan adanya beban tambahan terhadap otot panggul.
Operasi secara radikal di daerah panggul yang menyebabkan hilangnya dukungan eskternal.
Sering mengangkat beban yang berat.

Gejala

Gejala yang timbul ketika rahim seseorang turun adalah merasakan adanya tonjolan yang digambarkan seperti duduk di atas bola kecil, sakit pada pinggang, merasa ada sesuatu yang keluar dari vagina, nyeri saat berhubungan seksual, sulit buang air kecil dan buang air besar, inkontinensia dan kesulitan saat berjalan.

Pengobatan

Untuk menangani rahim turun ini tergantung dari kelemahan struktur pendukung di sekitar rahim. Jika masih ringan atau bisa tangani di rumah, maka ibu disarankan memperkuat otot-otot panggulnya melalui senam kegel.

Jika tidak bisa ditangani dengan senam kegel, maka diperlukan tindakan medis, seperti memasukkan cincin ke dalam vagina untuk membantu memulihkan kekuatan dan vitalitas jaringan di vagina. Penanganan ini dilakukan jika si perempuan masih ingin hamil lagi atau terdapat kontraindikasi jika dilakukan operasi.

Sedangkan pilihan terakhir adalah dengan melakukan operasi untuk memperbaiki rahim atau mengangkatnya. Dalam kasus yang parah, dokter akan mengangkat rahim (histerektomi). selama operasi dokter bedah juga akan memperbaiki penyangga dinding vagina, uretra, kandung kemih dan rektum.

Pencegahan

Meski demikian ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya rahim turun, seperti mengurangi berat badan, menghindari sembelit dengan mengonsumsi makanan tinggi serat, melakukan senam kegel untuk memperkuat otot-otot panggul dan menghindari angkat beban berat dan mengejan.

Kondisi rahim turun digambarkan dalam beberapa klasifikasi, yaitu:

A. Kelemahan otot yang berfungsi sebagai penunjang rahim, kondisi ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:
Derajat pertama, leher rahim turun ke dalam vagina
Derajat kedua, leher rahim menempel pada pembukaan vagina
Derajat ketiga, leher rahim berada di luar vagina
Derajat keempat, rahim berada di luar vagina. Kondisi ini juga disebut sebagai procidentia yang disebabkan oleh kelemahan semua otot yang menunjang rahim.

B. Beberapa kondisi lain yang bisa melemahkan otot-otot yang memegang rahim, yaitu;
Cystocele, adanya hernia (tonjolan) dari dinding depan atas vagina yang mana bagian dari kandung kemih menonjol ke dalam vagina. Kondisi ini bisa menyebabkan meningkatnya frekuensi urine, retensi dan inkontinensia.
Enterocele, adanya hernia (tonjolan) dari dinding belakang atas vagina yang mana sebagian usus halus menonjol ke dalam vagina. Kondisi ini biasanya menyebabkan timbulnya sensasi ketarik dan sakit punggung saat berbaring.
Rectocele, adanya hernia (tonjolan) dari dinding bawah belakang vagina yang mana rektum menonjol ke dalam vagina. Kondisi ini membuat seseorang sulit buang air besar dan mungkin seseorang perlu mendorong bagian dalam vagina untuk mengosongkan usus.ver/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar