Hormon progesteron berperan dalam mengatur siklus menstruasi dan menjaga kehamilan. Kadarnya di dalam tubuh akan turun setelah melahirkan dan sering menyebabkan berbagai keluhan pada wanita, baik secara fisik maupun kejiwaan.
Dalam mengatur siklus menstruasi, progesteron berkombinasi dengan hormon lain yakni esterogen. Hormon esterogen mendominasi komposisi hormonal di awal-awal siklus karena fungsinya membantu pematangan sel telur.
Setelah itu progesteron akan mengambil alih hingga kadarnya mencapai puncak saat sel telur siap dibuahi, lalu cenderung stabil hingga beberapa saat menjelang menstruasi. Jika tidak terjadi pembuahan, kadarnya akan turun secara tiba-tiba dan diikuti oleh luruhnya dinding rahim.
Namun jika terjadi pembuahan, kadar progesteron akan terus terjaga selama kurang lebih 39-40 pekan untuk memberikan kondisi yang nyaman bagi perkembangan janin. Kadarnya kembali turun setelah bayi lahir, namun kadang produksinya akan terganggu selama beberapa pekan sesudahnya.
Dikutip dari Livestrong, Selasa (7/12/2010), berikut ini gejala-gejala yang muncul karena terganggunya produksi hormon progesteron setelah melahirkan.
1. Depresi
Selama hamil, kadar progesteron selalu terjaga karena tubuh terus menerus menghasilkan hormon ini melalui plasenta. Setelah melahirkan, plasenta berhenti memproduksi sehingga kadar progesteron mendadak turun.
Menurut penelitian yang dilakukan NaProTechnology, penurunan kadar progesteron berkaitan dengan terjadinya depresi setelah melahirkan (postpartum depression). Kadang-kadang depresi yang ditandai dengan gejala selalu sedih dan gelisah serta mudah menangis ini bisa berlangsung hingga 6 bulan.
2. Penumpukan cairan
Retensi atau penumpukan cairan sering terjadi setelah melahirkan, sebagai akibat dari berkurangnya kadar progesteron. Biasanya kondisi ini ditandai dengan pembengkakan (edema) terutama di bagian kaki dan tangan.
Hal ini terjadi karena pada siklus normal, progesteron juga berfungsi sebagai diuretik atau peluruh cairan. Oleh progesteron, kelebihan carain yang terdapat di beberapa jaringan tubuh akan dikeluarkan melalui urin.
3. Haid tidak teratur
Dalam siklus yang normal, menstruasi terjadi ketika kadar progesteron mendadak turun sebagai sinyal bagi dinding rahim untuk luruh. Kekurangan progesteron menyebabkan dinding rahim tidak luruh tepat pada waktunya, karena perubahan komposisi hormonal tidak terjadi secara drastis.
Gangguan pada siklus menstruasi merupakan keluhan yang sering dialami para ibu setelah melahirkan. Selain kadar hormon progesteron belum normal, produksi Air Susu Ibu (ASI) juga sering dituding sebagai pemicunya.
detikHealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar