Otak rentan mengalami kerusakan saat mengalami kekurangan oksigen. Maka itu perbanyaklah oksigen yang masuk ke tubuh agar kondisi otak tetap terjaga, karena kekurangan oksigen bisa mengakibatkan kecacatan hingga kematian.
Dilansir MayoClinic, Kamis (16/12/2010), otak sangat rakus akan oksigen. Meskipun komposisi otak hanya 2 persen dari total massa tubuh, bagian ini menghabiskan total 20 persen kebutuhan oksigen. Artinya, seperlima dari suplai oksigen yang masuk saat bernapas akan langsung lari ke otak.
Begitu besarnya kebutuhan otak akan oksigen sementara otak hanya memiliki sedikit oksigen cadangan. Hal ini juga yang menyebabkan otak rentan mengalami kerusakan pada kondisi kekurangan oksigen.
Jika sama sekali tidak mendapat suplai oksigen dalam waktu 3-7 menit saja, sel-sel otak akan mulai mengalami kematian.
Otak manusia memiliki berat rata-rata 1,4 kg (1.400 gram) dan ada sekitar 100 miliar neuron atau terdapat sekitar 70 juta neuron per gram. Sel-sel ini harus mendapatkan oksigen penuh agar kerjanya maksimal.
Manusia akan sekarat ketika tubuh tidak bisa mendapatkan asupan oksigen yang diperlukan untuk bisa bertahan hidup. Sehingga tidak heran bantuan oksigen adalah hal yang pertama diberikan jika seseorang pingsan agar jantung dan otaknya tetap mendapatkan oksigen.
Oksigen yang banyak artinya tubuh seseorang sehat. Makanan dan pola hidup yang sehat bisa meningkatkan jumlah oksigen di tubuh.
Begitu juga dengan olahraga pernapasan bisa meningkatkan kapasitas pengangkutan oksigen ke dalam darah. Oksigen yang cukup bisa meningkatkan proses metabolisme, karena tingkat oksigen yang berlebih ini akan meningkatkan kemampuan sel-sel untuk menggunakan lemak sebagai energi.
Latihan pernapasan menggunakan diafragma akan memungkinkan seseorang untuk menghirup napas lebih panjang dibandingkan dengan napas melalui dada, sehingga lebih banyak oksigen yang masuk ke dalam sistem.
Dengan melakukan latihan pernapasan yang rutin, maka seseorang bisa melatih tubuh untuk meningkatkan jumlah oksigen yang masuk ke dalam darah.
Di lain pihak oksigen dalam tubuh tidak bisa maksimal karena polusi udara, kurang tidur, menutup kepala saat tidur, merokok, zat-zat kimia, obat-obatan dan makanan tertentu.
Kekurangan oksigen bisa menimbulkan banyak penyakit seperti kerusakan batang otak (traumatic brain injury) dan down syndrome (keterbelakangan mental).
Anak yang ketika bayi mengalami kekurangan oksigen biasanya dalam masa pertumbuhannya akan mengalami kesulitan belajar, ketidakmampuan berkonsentrasi, masalah keseimbangan dan koordinasi tubuh. Autisme dan epilepsi juga diduga terkait dengan kekurangan oksigen saat lahir.
detikHealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar