NYERI panggul dan sakit kepala sebelah atau migrain merupakan penyakit umum kaum hawa. Setelah diteliti lebih dalam, peneliti menemukan adanya hubungan sebab akibat antara kedua penyakit tersebut.
Diketahui, 7 dari 10 perempuan yang kerap menderita nyeri panggul juga menderita migrain, kecenderungan itu tiga kali llipat lebih besar daripada mereka yang jarang merasakan nyeri panggul. Para peneliti dari Institut Kesehatan Nasional di Amerika Serikat telah menyelidiki kaitan antara nyeri panggulkronis, dengan atau tanpa endometriosis yakni kondisi saat jaringan pada lapisan rahim bermigrasi ke bagian tubuh lainnya. Hasilnya, diketahui bahwa 67 persen perempuan yang menderita nyeri panggul kronis juga menderita migrain. Adapun sebanyak 8 persennya menderita sakit kepala yang kemungkinan besar juga migrain. Memang, migrain cenderung diderita perempuan penderita endometriosis
Adapun endometriosis adalah suatu penyakit dengan adanya bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim. Endometriosis diperkirakan terjadi pada 10-15persen perempuan subur yang berusia 25-44 tahun.
"Namun, migrain ternyata lebih berkaitan erat dengan nyeri pangggul ketimbang endometriosis itu sendiri," kata Stephen Silberstein, mantan pemimpin American Headache Society yang memimpin penelitian ini. "Penelitian lebih lanjut akan dilakukan guna menyelidiki dan lebih memahami manajemen penyakit migrain, endometriosis, dan nyeri panggul kronis."
Nyeri panggul biasanya ditandai dengan rasa tidak nyaman pada daerah pinggul dan di bawah pusar selama enambulan atau lebih. Hal ini merupakan keluhan umum sebesar 20 persen yang diajukan kaum perempuan kepada ginekolog. Kondisi itu biasnya terjadi pada 15-24 persen perempuan subur. Sementara itu. Migrain adalah rasa sakit berdenyut di salah satu sisi kepala. Beberapa penderita kronis bahkan bisa mengalami mual dan sensitif terhadap cahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar