TAK perlu membeli alat detektor kebohongan untuk mengetahui kejujuran seseorang. Sebab dalam otak kita pun terdapat alat pendeteksi kebohongan.
Manusia ternyata memiliki kemampuan untuk membayangkan apa yang tengah dipikirkan orang lain. Caranya dengan mempelajari kebiasaan mereka sehingga didapatkan adanya suatu petunjuk, apabila orang tersebut berbuat salah. Penemuan ini sekaligus menjelaskan mengapa ada orang yang mengalami paranoid.
Untuk itu, tim ilmuwan dari Universitas Oxford Inggris memindai otak para partisipan saat mereka diminta memilih satu di antara dua buah kotak.
Para partisipan lalu diberikan saran dari seseorang terkait dengan pemilihan kotak tersebut. Ketika merasa dibohongi, tingkat aktivitas pada area dorsomedial prefrontal cortex (DPFC), bagian otak terdepan, meningkat dramatis.
Bila partisipan merasa bahwa si penyumbang saran berkata jujur, aktivitas otak pada bagian tersebut menurun. Bila dugaan mereka terbukti salah, aktivitas otak segera berubah. Otak akan membuat si partisipan kembali memikirkan saran yang telah diberikan.
Aktivitas pada otak itu memprediksi apakan saran yang diberikan itu bisa dipercaya lalu bereaksi pada hasil prediksi. Sistem ini pun bisa memberikan penjelasan mengapa penderita schizophrenia cenderung mengalami paranoid.
Ketua tim peneliti Matthew Rushworth dari Universitas Oxford menuturkan, ''Kami berupaya mencari area pada otak yang lebih spesifik yang berperan pada pembelajaran sosial.''
Hasil penelitian ini telah dipresentasikan pada konferensi Cell Press Lablinks di London awal Desember 2010.
mediaindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar