Manusia membutuhkan air tanah yang bersih untuk dikonsumsi. Tapi tidak semua mata air layak dikonsumsi, karena sifat dan kandungannya selalu berbeda. Sumber air minum terbaik adalah sumber air yang terdapat di pegunungan vulkanik.
"Sumber air minum terbaik berasal dari mata air pegunungan vulkanik yang berasal dari air tanah dalam. Hal ini berdasarkan pada penjelasan ilmiah bahwa mata air pegunungan vulkanik relatif bebas pencemaran, mengandung mineral alami yang seimbang dan memenuhi ketiga syarat karakteristik sumber air tanah yang baik," ujar Prof Dr Sari Bahagiarti, MSc., ahli hidrogeologis dari UPN Veteran Yogyakarta, dalam acara Anugerah Abikarya Syandana 'Air adalah kebaikan alam dan manfaatnya bagi tubuh' di Rumah Imam Bondjol, Menteng, Jakarta, Rabu (8/12/2010).
Prof Sari menjelaskan, ketiga syarat karakteristik sumber air tanah yang baik adalah kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Dari sisi kualitas, artinya sumber air minum tersebut memenuhi standar tiga pengukuran, yaitu sifat fisik, kimiawi dan biologis.
Dari aspek fisik, sumber air minum tidak boleh berwarna, berbau, berasa dan keruh. Dari aspek kimiawi, bahan air minum tidak boleh mengandung logam berat (misalnya mercuri, nikel, timbal, seng dan perak), atau pun zat beracun seperti senyawa hidrokarbon dan deterjen.
Sedangkan pada aspek biologis, air minum tidak boleh mengandung mikroba, khususnya bakteri entamoeba koli.
"Selain itu, sumber air pegunungan vulkanik umumnya berada pada lapisan air tanah dalam yang tidak terpengaruh musim kemarau atau pun musim hujan. Lapisan air tanah tersebut tidak memiliki hubungan dengan air permukaan," jelas Prof Sari yang merupakan guru besar hidrogeologi wanita pertama di Indonesia.
Dari sisi kuantitatif, lanjut Prof Sari, mata air pegunungan vulkanik yang berasal dari air tanah dalam juga memiliki cadangan air yang sangat besar, sehingga biasanya muncul sebagai mata air artesis.
Sedangkan dari sisi kontinuitas, dengan curah hujan yang normal dan lingkungan yang hijau di daerah pegunungan, maka keberlangsungan sumber air di daerah pegunungan dapat terus terjaga.
Prof Sari juga menambahkan bahwa sumber mata air pegunungan secara alamiah terbentuk dari air hujan yang terinfiltrasi ke dalam sistem lapisan-lapisan batuan vulkanik akibat gaya gravitasi.
"Dalam perjalanannya melalui lapisan-lapisan batuan vulkanik, air hujan tersebut tersaring dan menyerap mineral-mineral yang penting untuk tubuh manusia secara alami, seperti kalsium, sodium, magnesium dan potasium. Proses alamiah tersebut menghasilkan air dengan kandungan mineral seimbang yang alami," jelas Prof Sari lebih lanjut.
Lantas apa dampaknya bila pegunungan vulkanik mengalami erupsi?
"Gunung vulkanik yang mulai aktif jelas mempengaruhi sumber air di sekitarnya. Dari penelitian kami pasca erupsi Merapi tahun 2006, ternyata ada perubahan kandungan air. Tidak hanya kandungan mineral, tetapi juga fluoresens, yang bisa membahaya kesehatan. Tapi kandungan ini akan kembali normal setelah beberapa waktu. Untuk erupsi Merapi yang kemarin, kami belum punya datanya, karena penelitiannya sedang berlangsung," jelas Prof Sari.
detikHealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar