Tidak ditemukan virus influenza A (H1N1) dalam tubuh babi. Ini berarti babi bukan merupakan sumber penularan penyakit yang saat ini mewabah raya di beberapa negara di Amerika Utara.
Demikian disampaikan pengamat masalah zoonosis dr drh Mangku Sitepu mengutip Badan Pangan Dunia, FAO di Jakarta, Jumat (1/5). Karena itu lanjut Mangku, tindakan penutupan peternakan babi maupun larangan impor daging babi tidak bermanfaat apa pun dalam penanganan wabah ini.
Kemungkinan besar virus yang dijumpai di Meksiko H1N1, H3N2, H3N1, dan H1N2. Tapi bajunya saja. Isinya merupakan satu kesatuan yang akan menimbulkan virus baru yang saling bertukar gen. Ini dapat terjadi pada babi baru loncat ke manusia, kalau sudah loncat ke manusia, maka sudah tetap ke manusia. "Kalau sudah ke manusia, tidak bisa lagi sampai ke babi," ujarnya.
Staf Divisi Tropik dan Infeksi FKUI dr Leonard Nainggolan menambahkan, pemberian vaksin influenza tahunan mungkin dapat memberikan perlindungan parsial terhadap virus H3N2, namun tidak terhadap virus H1N1.
Vaksin yang tersedia diberikan kepada babi dan ditujukan untuk mencegah babi mengalami infeksi influenza A (H1N1). Namun sejauh ini tidak ada vaksin untuk melindungi manusia dari virus itu.
Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar