Pria dan wanita sebenarnya dilahirkan dengan produksi air mata yang sama. Baru setelah usia 18 tahun produksi keduanya berbeda, wanita lebih banyak mengeluarkan air mata.
Sebelum mencapai pubertas, volume rata-ratanya sama namun setelah melewati usia 18 tahun wanita memproduksi lebih banyak air mata dibandingkan pria.
Perbedaan itu terjadi karena produksi air mata banyak dipengaruhi oleh siklus hormonal. Setelah melewati usia 18 tahun, wanita memproduksi esterogen dan prolaktin (2 hormon yang mempengaruhi produksi air mata) 60 persen lebih banyak dibandingkan pria.
Selain volumenya berbeda, komposisi kimianya juga diyakini berbeda meski belum ada penelitian yang memastikan hal tersebut. Diduga, perbedaan faktor emosional antara pria dan wanita mempengaruhi biokimia otak lalu berdampak pada komposisi air mata yang disekresikan.
Ahli biokimia dari Ramsay Dry Eye and Tear Research Center di Saint Paul, Minnesota, William Frey II melakukan penelitian selama hampir 10 tahun khusus untuk mengungkap berbagai fakta seputar air mata.
Dikutip dari Boston.com, Senin (10/1/2011), William menjelaskan manusia memproduksi air mata setiap saat untuk menjaga kelembaban bola mata jadi tak hanya saat menangis. Manusia juga meneteskan air mata ketika ada rangsang tertentu seperti debu atau uap bawang putih.
Ada 3 jenis air mata yang diproduksi oleh manusia yakni air mata basal, air mata refleks atau iritan dan air mata emosional. Air mata basal berfungsi menjaga kelembaban bola mata dan diproduksi terus menerus, air mata refleks diproduksi saat terjadi iritasi sedangkan air mata emosional diproduksi saat sedih atau histeris.
Ketiganya memiliki komposisi kimia yang berbeda, sehingga para ahli percaya ada banyak hal menarik yang bisa diungkap dari setiap jenis air mata yang menetes. Salah satunya terungkap dalam penelitian terbaru bahwa air mata emosional khususnya yang diproduksi oleh wanita dewasa dapat menurunkan gairah seks pria.(detikHealth)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar