Stres Berbahaya Bagi Penderita Diabetes

Penderita diabetes harus menjauh dari stres karena jika tidak akan membahayakan kadar glukosa dalam darahnya. Menjaga kadar gula darah bagi orang diabetes tidak hanya dari makanan tapi juga menghindari stres.

Banyak kasus penderita diabetes melitus memiliki kadar glukosa dalam darah yang tinggi meskipun sudah mengonsumsi obat secara teratur. Kondisi ini terjadi karena si penderita mengalami stres atau depresi.

"Bila seorang yang diabetes melitus mengalami stres atau depresi menyebabkan peningkatan metabolisme glukosa yang membuat kadar glukosa dalam darahnya meningkat," ujar Dr.Suryo Dharmono, SpKJ (K) staff pengajar Bagian Psikiatri FKUI/RSCM.

Dr Suryo menuturkan karenanya penting bagi penderita diabetes untuk tahu bagaimana caranya menjaga tingkat stresnya. Salah satunya adalah dengan melakukan olahraga secara teratur.

Olahraga teratur bagi penderita diabetes tidak hanya untuk mengontrol kadar glukosa, tapi juga membuat seseorang memiliki waktu untuk dirinya sendiri. Hal ini termasuk salah satu cara untuk mencegah dan mengatasi stres.

Beberapa hal juga bisa efektif mengatasi dan mencegah stres yaitu istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan yang seimbang, serta memiliki sikap hidup yang positif seperti meluangkan waktu untuk diri sendiri dan belajar memahami dirinya sendiri.

"Sebenarnya dalam kadar tertentu stres diperlukan untuk menyiapkan individu menghadapi sebuah ancaman. Tapi jika stres terjadi secara berkepanjangan, maka bisa merugikan diri sendiri dan menimbulkan penderitaan. Kondisi stres ini bisa menyebabkan penurunan kemampuan serta mulai timbul keluhan," ungkapnya.

Tanda-tanda stres yang muncul bisa beragam, seperti tidak bisa menikmati waktu luang, memiliki waktu kosong tapi menjadi bingung harus melakukan apa, sakit maag, sakit kepala atau sakit pinggang.

Selain itu stres juga bisa menimbulkan gangguan pada beberapa sistem tubuh yang bisa ditandai dengan:

1.Muncul ketombe atau tiba-tiba eksimnya kambuh, hal ini karena dipengaruhi oleh perubahan hormonal.
2.Mengalami diare atau timbul keinginan untuk buang air kecil, hal ini karena stres mengganggu sistem saraf pusat otonom.
3.Menjadi mudah masuk angin yang disebabkan oleh menurunnya sistem kekebalan tubuh.
4.Mudah marah-marah karena adanya gangguan pada sistem pembuluh darah dan jantung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar