Terapi Laser untuk Atasi Nyeri

Penggunaan terapi laser kini makin meluas. Tak hanya untuk mencerahkan kulit, terapi laser juga bisa untuk menyembuhkan nyeri akut maupun nyeri kronik.

Rumah Sakit Eka Hospital Tangerang, dalam rilisnya Rabu (5/1/2011) menjelaskan, terapi sinar laser atau Low Level Laser Therapy (LLLT) merupakan prosedur non invasif yang dapat menembus jauh ke dalam jaringan tubuh. Sehingga dapat mengurangi nyeri dan membantu perbaikan dan penyembuhan jaringan tubuh.

Terapi sinar laser telah digunakan lebih dari 30 tahun dan telah disetujui US Food and Drug Administration (FDA) untuk tatalaksana nyeri dan sampai saat ini belum ditemukan adanya efek samping dari terapi laser tersebut.

Salah satu keuntungan terapi laser adalah prosedur terapi yang tidak terlalu lama dan hasil yang didapat lebih cepat dibandingkan prosedur lain.

Mekanisme Terapi Laser

Terapi laser menciptakan reaksi biokimia dalam jaringan tubuh untuk perbaikan sel, meningkatkan sirkulasi darah, dan mengurangi reaksi peradangan dan pembengkakan.

Energi sinar laser akan menstimulasi sel yang rusak untuk menghasilkan suatu zat yang disebut adenosine triphospate (ATP), yang akan dipergunakan sel tersebut untuk mempertahankan fungsi normal dan meningkatkan perbaikan sel.

Proses Terapi Laser

Waktu yang dibutuhkan untuk terapi laser bergantung dari luas area tubuh yang diterapi. Namun pada umumnya berlangsung sekitar 10 sampai dengan 20 menit.

Selama proses terapi laser, pasien akan merasakan sensasi rasa hangat pada daerah yang diterapi. Setelah terapi selesai, keluhan nyeri akan berkurang atau menghilang.

Disarankan kesinambungan terapi ini berlangsung sesuai dengan anjuran atau saran dari dokter spesialis rehabilitasi medis.

Fungsi Terapi Laser
Terapi laser dapat mengatasi keluhan-keluhan sebagai berikut:
1. Sakit kepala
2. Nyeri di leher dan punggung.
3. Nyeri karena peradangan sendi pada bahu, lutut, panggul, pergelangan tangan dan kaki, rahang.
4. Peradangan tendon (tendinitis).
5. Nyeri otot karena terkilir, cidera, atau aktivitas otot yang berlebihan.
6. Nyeri pada tumit dan telapak kaki.
7. Nyeri karena jepitan saraf di pergelangan tangan (Carpal tunnel Syndrome).
8. Nyeri paska operasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar